Bisnis.com, SEMARANG -- PT Pupuk Indonesia (Persero) menargetkan penyaluran segala jenis pupuk di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) sebanyak 1,8 juta ton sepanjang 2018.
Jumlah dirasa tersebut wajar karena jumlah petani Jateng cukup banyak. Vice President External Comunication dan Media Relation Pupuk Indonesia Aby Radityo menuturkan target penyaluran pupuk yang dibebankan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) secara nasional yakni 9,55 juta ton sepanjang tahun ini.
Adapun produksi pupuk yang dihasilkan perseroan mencapai 13 juta ton setahun.
"Tahun ini, Kementan menargetkan 9,55 juta ton pupuk untuk didistribusikan ke seluruh penjuru Nusantara. Dengan jumlah pupuk yang amat besar, maka tak akan ada lagi kelangkaan pupuk subsidi," ujarnya, Jumat (4/5/2018).
Aby merinci distribusi pupuk di Jateng selama Januari-April 2018 untuk lima jenis pupuk NPK sudah terealisasi 135.538 ton dari alokasi 164.580 ton, jenis SP-36 terealisasi 60.978 ton dari alokasi 71.272 ton, jenis ZA terealisasi 72.196 ton dari alokasi 84.421 ton, jenis Organik terealisasi 58.270 ton dari alokasi 95.352, dan Urea terealisasi 257.059 dari alokasi 271.982 ton.
Adapun alokasi selama setahun untuk Jateng terdiri dari pupuk jenis Sp-36 sebanyak 162. 970 ton, ZA sebanyak 220.630 ton, NPK sebanyak 421.920 ton, Organik sebanyak 263.330 ton, dan Urea sebanyak 763.140 ton.
"Dengan jumlah yang cukup banyak, Jateng tidak akan mengalami kelangkaan pupuk. Jika ada kelangkaan pupuk tentunya ada oknum yang melakukan permainan distribusi pupuk," tambahnya.
Di sisi harga, jenis pupuk Urea dibanderol sebesar Rp1.800 per kilogram (kg), NPK Rp2.300 per kg, Za Rp1.400 per kg, Sp-36 Rp2.000 per kg, dan Organik Rp500 per kg.
Lebih lanjut, Aby berpesan agar masyarakat melaporkan jika ada kios yang menjual pupuk subsidi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) sebab akan menyusahkan petani.
"Kami mengimbau kepada tiap petani untuk membeli pupuk langsung ke kios resmi yang ditunjuk oleh Pupuk Indonesia untuk pendistribusian berbagai macam pupuk subsidi dan melaporkan jika ada pupuk yang dijual di atas HET," tegasnya.
Sebelumnya, Pemprov Jateng mengklaim telah mendistribusikan seluruh kartu tani kepada para petani di 35 kabupaten/kota. Ini merupakan langkah konkrit Pemprov Jateng dalam melakukan pendistribusian pupuk.
Asisten Administrasi Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng Budi Wibowo mengatakan kartu tani merupakan terobosan yang digagas oleh petahana Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk memudahkan petani mendapatkan pupuk.
"Kami tegaskan bahwa kartu tani sudah semua didistribusikan ke semua petani. Namun, kami belum mengetahui jumlah petani dikarenakan banyak masyarakat yang benar-benar menjadi petani dan juga buruh tani," ungkapnya.
Kartu tani diklaim sangat membantu petani dalam memperoleh pupuk pada setiap Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) di 35 kabupaten/kota seluruh Jateng.