Bisnis.com, PEKALONGAN - Pabrik Gula (PG) Sragi yang memiliki kapasitas terbesar di Jateng kembali beroperasi. Pabrik di Pekalongan tersebut tahun ini memproduksi 16.100 ton gula meningkat pesat jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang hanya bisa memproduksi 4.000 ton gula.
Manager PG Sragi Widodo Sudarmodjo menuturkan, produksi gula terus dipacu. Pasalnya, PG Sragi menyumbangkan 47% gula yang diproduksi oleh PT Perkebunan Nusantara IX. Sementara untuk jumlah pabrik gula di Jateng saat ini hanya tersisa 5.
"Produksi gula sedang kami pacu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jateng. Tahun ini produksi cukup berhasil dari 3.300 hektare lahan yang dimiliki mampu memproduksi 16.100 ton gula," kata Widodo, Rabu (10/10/2018).
Kendati demikian, PG Sragi sempat berhenti beroperasi pada tahun 2016. Sebab, saat ini petani tebu memilih menjual tebu miliknya ke beberapa pengepul maupun pabrik gula swasta. Sehingga, sempat membuat PG Sragi tidak beroperasi selama satu tahun.
Namun, pada 2017 setelah alat produksi sudah siap, maka produksi gula dapat dipacu kembali, meskipun pada saat itu produksi belum sepenuhnya normal.
"Kami tahun 2016 memang sempat berhenti karena petani memilih menjual tebu ke swasta. Tapi setelah semua alat sudah siap pada 2017 produksi kembali dipacu meskipun belum sepenuhnya normal.
Disisi lain, dia menargetkan pada tahun 2020 nanti PG Sragi dapat memproduksi gula sebanyak 4.000 ton gula setiap harinya. Namun, untuk mencapai target tersebut diperlukan perluasan lahan dan adanya beberapa alat baru yang didatangkan langsung dari luar negeri.
Menurutnya, untuk memproduksi 4.000 ton gula per hari memerlukan lahan tebu seluas 7.000 hektare. Hal ini yang coba diupayakan oleh PG Sragi, untuk perluasan lahan tebu karena sampai saat ini lahan yang dimiliki hanya 3.300 hektare.
"Target produksi 4.000 ton per hari memang cukup berat. Namun, kami sedang berusaha melakukan maintenance alat dan perluasan lahan tebu untuk mencapai target 4.000 ton gula per harinya," katanya.