Bisnis.com, MALANG - Penurunan angka stunting menjadi prioritas karena merupakan masyarakat mewujudkan Indonesia masuk dalam kategori negara maju.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Letjen TNI (Purn) Terawan Agus Putranto mengatakan World Bank mengeluarkan suatu pengukuran baru menggantikan Indeks Pembangunan Manusia yang dinamakan Indeks Modal Manusia atau Human Capital Indeks, yakni suatu pengukuran investasi suatu negara bagi modal pembangunan manusianya. Pengukuran ini digunakakan sebagai penentuan status pembangunan suatu negara.
“Ada tiga pilar utama penyusun modal manusia generasi mendatang, dimana kesehatan merupakan salah satu pilar yang menilai ada tidaknya stunting, apakah anak-anak menyelesaikan sekolah dengan kesehatan yang baik, dan siap untuk tingkat pendidikan selanjutnya dan/atau bekerja,” katanya saat memberi orasi ilmiah di gelaran wisuda Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) periode I tahun 2020, Sabtu (29/2/2020).
Untuk itulah, dalam rangka mewujudkan Indonesia masuk ke dalam kategori negara maju maka isyu stunting menjadi prioritas. Dia menegaskan, stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktifitas, dampak kedepannya menghambat pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kemiskinan serta kesenjangan. Tingkat kecerdasan anak Indonesia berada di urutan 64 terendah dari 65 negara.
Dari pengukuran angka HCI (Human Capital Index) Indonesia saat ini adalah 0,53. Nilai 0,53 artinya, berdasarkan capaian pendidikan dan status kesehatan saat ini diperkirakan anak-anak Indonesia yang lahir saat ini 18 tahun kemudian hanya dapat mencapai 53% dari potensi produktivitas maksimumnya. Saat ini HCI Indonesia berada di peringkat 87 dari 157 negara di dunia.
Stunting sendiri, kata dia, adalah kondisi gagal tumbuh kembang pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak lebih pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir tetapi baru tampak setelah anak berusia 2 tahun.
“Kekurangan gizi selain disebabkan oleh masalah pangan, diperberat oleh adanya infeksi penyakit, baik menular maupun tidak menular, kemudian sanitasi yang buruk, ketersediaan air minum yang layak, serta pola asuh keluarga,” ungkapnya.
Kegiatan upaya pencegahan terjadinya stunting harus dilakukan pada seribu hari pertama kehidupan yang dimulai sejak ibu hamil sampai dengan anak berusia 2 tahun yang merupakan Golden Periode, periode yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan balita.
“Dengan penanganan yang tepat pada 1.000 hari pertama kehidupan, maka akan lahir dan tumbuh bayi yang terhindar dari gangguan gizi serta berkembang secara optimal,” tandas Terawan. (K24)