Bisnis.com, YOGYAKARTA – Pandemi Covid-19 diperkirakan akan memberikan beban psikologis bagi masyarakat. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur RS Jiwa Grhasia Yogyakarta, Akhmad Akhadi Syamsudhuha, Dalam diskusi yang diselenggarakan atas kerja sama Star Jogja dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DI Yogyakarta pada Senin (2/8/2021).
“Ini menjadi bahaya baru ya, artinya kemudian harus diwaspadai dan kalau tidak terkelola dengan baik oleh manajemen pandemi, ini akan menjadi beban baru,” jelas Akhmad.
Setidaknya, ada 3 kelompok yang rentan mengalami gangguan psikologis akibat Covid-19. Pertama, adalah mereka yang terlibat langsung pada penanganan pandemi Covid-19, seperti tenaga kesehatan. Kedua, adalah tenaga pendukung penanganan pandemi. Ketiga, adalah masyarakat umum.
“Ketika kemudian akibat Covid-19 seseorang memiliki dampak di domain psikologisnya, akan muncul kemudian keluhan orang tersebut yang kita sebut sebagai psikosomatik. Ketakutan yang amat sangat, kegelisahan, kecemasan, anxiety, itu kan semuanya dampak psikologis,” jelas Akhmad.
Akhmad menambahkan, bahwa bukan tidak mungkin resiko tersebut mengalami peningkatan.
“Bisa jadi, nanti masyarakat [umum], dia akan meningkat kerentanannya terhadap dampak psikologis ketika orang itu terinfeksi Covid-19,” ungkapnya.
Akhmad juga mengungkapkan, bahwa di RS Jiwa Grhasia Yogyakarta, gangguan tidur merupakan salah satu dampak psikologis yang paling umum terjadi.
“Tambahan kunjungan rawat jalan yang terbanyak itu adalah gangguan kecemasan, kemudian psikosomatik. Tapi, kalau kita lihat pertambahan kunjungan itu, belum menggambarkan bebas sebenarnya di masyarakat."
Diperkirakan, beban psikologis yang terjadi di masyarakat masih lebih banyak daripada yang tengah ditangani. Menurut Akhmad, hal tersebut disebabkan oleh masifnya informasi terkait penyebaran Covid-19 baik di sosial media ataupun di media lainnya. Kondisi tersebut diperparah dengan minimnya literasi masyarakat terhadap langkah pencegahan dan penanganan Covid-19.
Oleh karena itu, Akhmad mengajak masyarakat untuk mulai berpikiran positif. Pasalnya, hal tersebut dapat mengurangi resiko gangguan psikologis akibat pandemi Covid-19.
“Apa yang harus dilakukan oleh kita, oleh orang yang rentan terhadap dampak psikologis karena pandemi, satu itu adalah kegiatan atau membangun konstitusi afirmasi namanya. Itu adalah berpikiran positif. Siapapun itulah, kita harus berpikiran positif,” jelas Akhmad.