Bisnis.com, SALATIGA – Restoran sekaligus kafe berbasis sajian organik di Salatiga, Tanasurga, menggelar Sustainable Festival pada 11-13 Februari 2022. Melalui festival tersebut, pengelola mengajak masyarakat untuk bisa mencintai dan menjaga alam.
“Tanasurga ingin menjadi bagian dalam menciptakan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga alam dan lingkungan, dan secara aktif terlibat dalam menciptakan sebuah dunia yang lebih baik; dunia yang berdasarkan kerjasama bukan eksploitasi,” jelas Setyo Budi, pemilik Tanasurga, Jumat (11/2/2022).
Dalam siaran persnya, Budi menjelaskan bahwa ada banyak kegiatan yang bakal digelar selama festival tersebut berlangsung. Kegiatan tersebut antara lain pertunjukan musik, pameran foto, instalasi seni, serta lokakarya pengolahan sampah.
Tanasurga tak bekerja sendiri untuk menggelar Sustainable Festival ini. Berbagai komunitas ikut digandeng untuk meramaikan kegiatan tersebut. Salah satunya Komunitas Fotografi Salatiga.
“Kami senang sekali bisa berpartisipasi dalam pameran yang diadakan di Tanasurga, dengan mengikuti pameran ini kami ikut belajar tentang bagaimana pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan,” jelas Mohammad Reza Gemi Omandi, fotografer Pewarta Foto Indonesia yang juga ikut dalam pameran tersebut.
Candra Firmansyah, salah satu kurator foto dalam pameran tersebut, menjelaskan bahwa ada berbagai karya dengan tema yang berbeda dari penerapan gaya hidup yang tidak konsumtif di Belanda, bertani secara organik sampai pengolahan limbah tahu menjadi biogas di beberapa daerah di Jawa Tengah.
“Tema-tema foto ini juga untuk menunjukkan bahwa ada dunia lain dengan tatanan alternatif yang kita bisa lakukan,” jelas Candra.
Galeri Ijo Lumut yang berpusat di Salatiga juga ikut serta dalam Sustainable Festival. Kristanto Irawan Putra, Direktur Galeri Ijo Lumut, menjelaskan bahwa pihaknya akan mengisi lokakarya pembuatan karya seni menggunakan sampah plastik. Lokakarya tersebut nantinya akan diikuti oleh anak-anak usia Sekolah Dasar.
Kristanto menjelaskan bahwa penggunaan sampah plastik merupakan upaya untuk memaksimalkan sumber daya alam yang tersedia tanpa harus merusak lingkungan.
“Kita harus percaya ada ‘dunia lain’ yang bisa kita bangun, sebuah dunia yang mengedepankan asas keberlanjutan. Misalnya dengan melakukan kegiatan produksi tanpa merusak alam, memanfaatkan sumber daya alam seperlunya dan turut serta dalam mengembalikannya melalui kegiatan pelestarian,” jelasnya.