Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kulon Progo Ekspor Minyak Atsiri ke Eropa

Koperasi Sari Jaya minyak atsiri Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, mengekspor produk minyak atsiri daun cengkih ke Eropa dan Asia sebagai bahan baku parfum.
Cengkih bahan minyak atsiri (ilustrasi)./Antara
Cengkih bahan minyak atsiri (ilustrasi)./Antara

Bisnis.com, KULON PROGO—Koperasi Sari Jaya minyak atsiri Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, mengekspor produk minyak atsiri daun cengkih ke Eropa dan Asia sebagai bahan baku parfum.

Ketua Koperasi Sari Jaya Bambang Suryanto di Kulon Progo, Rabu (1/2/2017), mengatakan produk minyak atsiri buatan Koperasi Sari Jaya mempunyai kualitas ekspor dan merupakan produk eksklusif yang banyak dicari produsen parfum dan kosmetik.

"Minyak attsiri diekspor ke negara Eropa seperti Prancis, Inggris, Belanda, Jepang, Korea Selatan dan India. Lima tahun terakhir, permintaan sangat tinggi, kami kewalahan memenuhi permintaan dari pembeli," kata Bambang.

Minyak atsiri dihasilkan dari ekstrak alami daun, bunga, kayu, biji-bijian, dan putik bunga. Sentra penghasil minyak atsiri di DIY terbesar hanya di Kecamatan Samigaluh.

Di sini (Samigaluh) terdapat puluhan unit penyulingan yang memproduksi minyak dari hasil penyulingan daun cengkih kering.

Bahan baku berupa daun cengkih kering biasanya hanya tersedia pada musim kemarau. Minyak atsiri jenis ini banyak digunakan untuk wewangian, penyedap masakan, dan industri farmasi.

Ia mengatakan setiap tahun Koperasi Sari Jaya mampu memproduksi 1.200 ton. Dari total produksi tersebut, 1.000 ton diproduksi saat musim kemarau, saat musim hujan hanya mampu memproduksi 30 persen atau 200 ton.

Produksi minyak atsiri masih stabil dikisaran 1.000 ton pertahun, meski permintaan sangat tinggi.

"Penurunan produksi disebabkan ketersediaan daun mering cengkih yang bekurang. Saat kemarau, daun cengkih berguguran, sedangkan saat hujan daun baru pupus. Sehingga, kami mengeringkan dulu daun cengkih sebelum melakukan penyulingan," katanya.

Harga minyak atsiri di tingkat koperasi berkisar Rp135 ribu sampai Rp140 ribu per kg. Harga ini sangat tinggi dan menguntungkan petani pemilik pohon cengkih dan koperasi. Sejak 1989 dimulainya usaha penyulingan pertanian, harga minyak atsiri tertinggi berlangsung sejak lima tahun terakhir.

Harga daun cengkih kering berkisar Rp1.500 sampai Rp2.000 per kg. Harga tersebut sangat tinggi, mengingat pihaknya menyulap sampah menjadi produk yang eklusif dan harganya tinggi.

"Atsiri ini mampu menggerakan ekonomi masyarakat. Cengkih aku dijual dikisaran Rp150 ribu per kg, daunya Rp2.000 per kg," katanya.

Sebelumnya, Pengusaha PT Eksotik Aromatika, Ridwan Raharjo, mengatakan negara-negara Eropa umumnya menggemari minyak atsiri yang mempunyai aroma khas diantaranya dari daun cengkeh, damar, biji nilam, mawar, dan melati.

"Perancis merupakan pangsa pasar tersendiri. Mereka menyukai minyak atsiri dari cengkih dan nilam," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Writer
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper