Bisnis.com, BOYOLALI—Direktur Jenderal (Dirjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, mengatakan, produksi ayam ras nasional di Indonesia sekarang masih mengalami surplus.
"Hal ini, karena konsumsi masyarakat terhadap daging ayam masih sekitar 10 kilogram/kapita/tahun," kata I Ketut Diarmita, di sela-sela kunjungannya di pabrik daging ayam olahan PT Cahaya Gunung Foods Plant di Randusari, Desa Nepen Teras Boyolali, Kamis (9/2/2017).
Pabrik daging ayam olahan PT Cahaya Gunung Foods Plant di Boyolali tersebut merupakan produk "nugget" sejak 2015 hingga sekarang akan melayani pasar ekspor Ke Jepang. Pabrik di Boyolali itu, kini sedang diaudit dari Kementerian Pertanian Jepang.
I Ketut Diarmita mengatakan produk pangan asal unggas masih menjadi bahan pangan yang sangat diminati oleh masyarakat luas bukan hanya di Indonesia, tetapi juga hampir di semua negara di dunia.
Menurut I Ketut Diarmita karena produk unggas memiliki kandungan gizi yang baik, rasa yang lezat, harga relatif terjangkau, mudah didapat dan diterima oleh semua lapisan masyarakat dengan latar belakang beragam.
Ia menjelaskan, berdasarkan data statistik peternakan 2016, populasi ayam ras pedaging (broiler) mencapai 1,59 juta ekor, ayam ras petelur (layer) mencapai 162 ribu ekor, dan ayam bukan ras (buras) mencapai 299 ribu ekor atau mengalami peningkatan sekitar 4,2 persen dari populasi tahun sebelumnya.
Produksi daging unggas menyumbang sekitar 83 persen dari penyediaan daging nasional, sedangkan produksi daging ayam ras menyumbang 66 persen dari penyediaan daging nasional.
Menurut dia, berdasarkan informasi dari masyarakat perunggasan, industri perunggasan ayam di Indonesia dapat menyediakan produksi daging ayam ras berapapun jumlah yang diminta oleh pasar.