Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kawasan Industri Kendal Berharap Berkah dari Konflik AS China

Perang dagang jilid kedua itu diyakini bakal semakin mendorong investor asal China untuk masuk ke wilayah Jawa Tengah.
Tjertja Karja Adil, Kepala Administrator KEK Kendal (kiri) bersama Juliani Kusumaningrum Direktur Eksekutif KIK (kanan). /Bisnis - Muhammad Faisal Nur Ikhsan.
Tjertja Karja Adil, Kepala Administrator KEK Kendal (kiri) bersama Juliani Kusumaningrum Direktur Eksekutif KIK (kanan). /Bisnis - Muhammad Faisal Nur Ikhsan.

Bisnis.com, SEMARANG - Kawasan Industri Kendal (KIK) sebagai kawasan industri penerima fasilitas Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) diproyeksikan bakal menikmati keuntungan dari gejolak geopolitik yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China. Perang dagang jilid kedua itu diyakini bakal semakin mendorong investor asal China untuk masuk ke wilayah Jawa Tengah.

"Menyusul adanya gejolak global antara AS-China, ini meningkat ketidakpastian di kawasan Asia Tenggara. Kami dilirik, terutama oleh China, yang menjadi mitra utama investasi," ungkap Tjertja Karja Adil, Kepala Administrator KEK Kendal, Selasa (25/2/2025).

Tjertja menyebut berbagai fasilitas dan kemudahan yang diberikan pemerintah melalui KEK, baik fiskal maupun nonfiskal, menjadi andalan untuk bisa menyerap calon investor tersebut. Investor Penanaman Modal Asing (PMA) yang sudah lebih dulu masuk ke KEK Kendal juga secara tidak langsung telah menjadi agen pemasaran bagi kawasan industri yang dimiliki oleh  PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. (KIJA) dan Sembcorp Development Ltd asal Singapura itu.

"Ketika investor yang sudah eksisting itu ngomong, ternyata yang dijanjikan pemerintah Indonesia itu real dan sudah diperoleh. Mereka akan ngomong ke teman-teman mereka di luar. Bahwa fasilitas, benefit yang dijanjikan pemerintah benar-benar diberikan di KEK khususnya di Kendal," jelas Tjertja dalam konferensi pers yang digelar di Kabupaten Kendal.

Atas kondisi tersebut, Tjertja meyakini bahwa dalam kurun waktu 5 tahun ke depan, KEK Kendal bakal menjadi destinasi investasi PMA khususnya dari Negeri Tirai Bambu. Bahkan, kawasan tersebut juga bakal memberikan kontribusi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% di tahun 2029 mendatang.

Juliani Kusumaningrum, Direktur Eksekutif KIK, menyampaikan bahwa kawasan industri tersebut siap untuk menerima kedatangan investor baik PMA maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Adapun saat ini, dari 124 tenant yang sudah masuk ke KIK, 3 sektor industri yang mendominasi antara lain fesyen, otomotif, serta energi baru terbarukan (EBT).

"Kalau 3-4 tahun lalu, dua sektor itu [otomotif dan EBT] belum ada di Jawa Tengah. Dan kami bisa klaim, untuk EBT seperti industri solar panel lalu baterai untuk Electric Vehicle (EV) itu pertama kali ada di Jawa Tengah," jelas Juliani.

Serapan tenaga kerja di KIK sendiri telah mencapai kisaran 61.000 orang. Juliani menjelaskan bahwa jumlah tersebut terdiri dari tenaga kerja yang terserap langsung di industri, serta mereka yang dipekerjakan oleh pihak ketiga baik subkontraktor, vendor, dan lain sebagainya.

"Sekarang kami perluasan menuju [pembangunan] ke fase dua. Karena adanya permintaan baik PMa, PMDN. Terutama kalau kita bicara industri, pasti ekosistemnya sangat luas rantai industrinya. Kami tetap melalukan perluasan supaya multiplier effect yang sudah tercapai ini bisa diraih lebih banyak lagi," jelas Juliani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper