Bisnis.com, SEMARANG--DPRD Kota Semarang menilai kontraktor yang menangani revitalisasi Pasar Peterongan mengerjakan proyek secara asal-asalan dan tidak profesional.
"Ini sudah pengalaman kesenian kali Dinas Pasar (sekarang Dinas Perdagangan) dalam revitalisasi pasar," kata Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi saat meninjau Pasar Peterongan Semarang, Sabtu (4/3/2017).
Pedagang, kata dia, mengharapkan pasar baru bisa layak ditempati, tetapi ternyata hasilnya tidak sesuai dengan harapan, padahal anggaran yang sudah dikucurkan untuk revitalisasi Pasar Peterongan sekitar Rp30 miliar.
Dari hasil tinjauannya, politikus PDI Perjuangan itu menemukan banyak pekerjaan yang tidak sesuai, seperti atap yang bocor, saluran air yang mampet dan tidak sesuai fungsinya sebagai drainase karena kecil.
Kalau melihat dari keseluruhan pengerjaan proyek, dia menilai kontraktor kurang profesional, seperti masih adanya bagian lantai yang hanya sebatas dilapisi semen secara tidak beraturan dan kualitas bangunannya jelek.
"Padahal Pasar Peterongan ini belum lama dibangun. Ini kok kesannya asal-asalan," katanya seraya menunjukkan bagian atap yang tidak rapi dan berongga, serta semen di bagian tangga yang mudah retak-retak.
Menurut Supriyadi, semestinya kontraktor yang melaksanakan kerjanya secara tidak profesional jangan lagi dipakai untuk menangani proyek pembangunan, khususnya di Dinas Perdagangan dalam revitalisasi pasar tradisional.
"Kami minta ini jadi catatan Dinas Perdagangan. Ke depan, kalau memang kontraktor yang menangani tidak profesional, ya, jangan dipakai lagi, jangan dimenangkan lagi dalam tender proyek-proyek pembangunan," tegasnya.
Sebab, kata dia, dikhawatirkan hasil pekerjaan yang asal-asalan itu justru membuat "muspro" (sia-sia) jika ternyata pedagang tidak mau menggunakan dan tentunya mengganggu kenyamanan pedagang dan pembeli.
"Anggaran untuk membangun pasar ini kan pakai dana dari masyarakat. Mestinya, memang untuk masyarakat, tetapi kalau dikerjakan asal-asalan kan malah 'muspro'. Saya minta ini jadi catatan Dinas Perdagangan," katanya.
Revitalisasi Pasar Peterongan sudah dianggarkan sejak 2015 dari APBD sebesar Rp30 miliar, namun gagal karena terkendala kecagarbudayaan, kemudian dianggarkan lagi pada APBD 2016 dengan jumlah anggaran yang besarannya sama.
Sekarang Pasar Peterongan dari luar sudah terlihat cantik dengan penataan yang dilakukan tanpa mengubah bangunan cagar budaya yang ada, termasuk tetap mempertahankan pohon asam yang sudah berusia ribuan tahun.
PASAR PETERONGAN: Revitalisasi Dinilai Asal-asalan
DPRD Kota Semarang menilai kontraktor yang menangani revitalisasi Pasar Peterongan mengerjakan proyek secara asal-asalan dan tidak profesional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
35 menit yang lalu
Kebakaran Los Angeles Jadi Pukulan Telak bagi Asuransi
1 jam yang lalu