Bisnis.com, YOGYAKARTA—Pedagang eceran di Pasar Giwangan Yogyakarta mengeluh tidak mampu bersaing dengan pedagang grosir yang melayani pembelian partai besar dan eceran.
"Seharusnya pedagang grosir hanya melayani pembelian dalam jumlah banyak. Tidak kemudian melayani pembelian dalam partai kecil karena akan membuat pedagang eceran kesulitan bersaing," kata Pedagang Pasar Giwangan Sumardilah saat kunjungan Komisi VI DPRD Kota Yogyakarta di Pasar Giwangan Yogyakarta, Kamis (20/4/2017).
Menurut dia, jika persaingan yang tidak sehat itu terus dibiarkan dan tidak ada solusi yang diberikan pemerintah, maka hal tersebut akan menjadi "bom waktu" bagi pedagang eceran.
Ia mengaku sudah menyampaikan keluhan ke sejumlah pihak termasuk ke paguyuban pedagang, namun belum ada solusi yang diberikan hingga saat ini.
Sedangkan Tarmudzi yang mewakili pedagang grosir di Pasar Giwangan mengeluhkan kondisi tempat berjualan yang tidak layak, khususnya untuk grosir sayuran karena hanya menempati lapak dari tenda.
"Sejak pindah ke Giwangan, para pedagang buah sudah menempati los yang baik meskipun atap bangunan saat ini perlu diganti. Namun, untuk pedagang sayur masih berada di tenda yang kondisinya tidak layak. Jika hujan, lokasi itu banjir," katanya.
Pedagang grosir buah dan sayur di Pasar Giwangan merupakan pedagang yang dulu berjualan di "shopping" namun kemudian direlokasi ke Giwangan.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Maryustion Tonang mengatakan, pengelolaan pasar dilakukan dengan mengedepankan partisipasi pedagang.
"Jika ada masalah seperti itu, maka yang perlu dilakukan adalah dengan komunikasi antara paguyuban dan lurah pasar. Masalahnya diselesaikan bersama-sama untuk kepentingan semua pihak," katanya.