Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dirut Pertamina Mempertanyakan Penambahan Kapasitas Kilang Minyak

Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik mempertanyakan rencana penambahan kapasitas kilang minyak dalam negeri di tengah mengemukanya penggunaan energi bersih.
Ilustrasi./Antara
Ilustrasi./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik mempertanyakan rencana penambahan kapasitas kilang minyak dalam negeri di tengah mengemukanya penggunaan energi bersih.

Dalam kesempatan Rapat Dengar Pendapat di Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Senin (28/8/2017), pihaknya mempertanyakan tentang rencana penambahan kapasitas kilang sekitar 1 juta barel per hari(bph) dengan membangun enam kilang.

Dia menilai penambahan kapasitas dari 800.000 bph menjadi sekitar 2 juta bph di 2025, perlu dirasionalisasi dengan sejumlah rencana pemerintah untuk mengembangkan energi bersih di sektor transportasi. "Dulu komunikasi, apakah 1 juta kalau teknologi EBT ini jadi kenyataan?" ujarnya.

Sebagai contoh, dia menyebut Jepang memiliki kapasitas kilang sebesar 4,8 juta bph dan saat ini 3,3 juta bph. Rasionalisasi rencana, katanya, akan membantu agar infrastruktur yang terbangun bisa dimanfaatkan secara optimum.

Seperti diketahui, saat ini konsumsi bahan bakar minyak (BBM) nasional sebesar 1,6 juta bph ketika kemampuan produksi minyak nasional di kisaran 800.000 bph dan kapasitas kilang dalam negeri belum menyentuh 1 juta bph.

Dengan proyeksi kapasitas kilang menjadi 2 juta bph di 2025, pemerintah mungkin tak perlu melakukan impor BBM melainkan minyak mentah seiring dengan naiknya konsumsi BBM dan menurunnya kemampuan ladang minyak nasional menyuplai kilang.

Kapasitas 2 juta bph itu dapatkan dari empat proyek penambahan kapasitas kilang yakni Cilacap, Balikpapan, Balongan dan Dumai. Selain itu, dari dua kilang baru yaitu Bontang dan Tuban.

Untuk seluruh proyek kilang, sebagai gambaran, penambahan kapasitas Kilang Balongan membutuhkan dana US$1,27 miliar, Kilang Balikpapan US$5,3 miliar, Kilang Cilacap US$4,5 miliar, Kilang Tuban sekitar US$13 miliar dan Kilang Bontang sekitar US$8 miliar.

Dengan terbangunnya kilang, diperkirakan kebutuhan minyak mentah pada 2025 menyentuh 1,5 juta bph dengan asumsi enam proyek kilang telah rampung dikerjakan. "Ini pentingnya perencanaan. Jangan dibikin, tahu-tahu [nanti] nganggur," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : News Editor
Sumber : JIBI

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler