Bisnis.com, JAKARTA – PT Waskita Toll Road tengah menanti selesainya proses lelang terhadap calon investor atas sembilan ruas tol yang ditawarkan ke pasar, dengan nilai total divestasi ditargetkan mencapai Rp7 triliun.
Proses divestasi tol juga menjadi salah satu proyek yang difasilitasi oleh Bappenas melalui skema Pembiayaan Infrastruktur Non Anggaran (PINA) Pemerintah.
Direktur Utama PT Waskita Toll Road Herwidiakto mengatakan, sebagian besar ruas tol yang didivestasikan termasuk dalam jaringan tol Trans Jawa, antara lain Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Pasuruan-Probolinggo, Solo-Ngawi, dan Ngawi-Kertosono.
“Sekarang baru pemasukan penawaran, rencananya September financial closing,” ujarnya, pada pekan lalu. Sejak awal Waskita Toll Road didirikan sebagai developer tol, bukan operator tol. Dengan demikian, pihaknya akan menjual kepemilikannya dalam beberapa ruas tol sebelum tol tersebut beroperasi.
Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk M. Choliq sempat mengatakan, sejauh ini terdapat investor berminat baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Untuk investor asing ia menyebut perusahaan jalan tol asal Malaysia UEM Group Bhd, perusahaan asal Australia, Kanada, dan China.
Sementara untuk investor dalam negeri dia menyebut beberapa perusahaan jalan tol seperti PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Astra Infra Toll Road dan perusahaan pengelola dana pensiun.
Menurutnya, sejak awal Waskita Toll Road didirikan sebagai developer tol, bukan operator tol. Dengan demikian, pihaknya akan menjual kepemilikannya dalam beberapa ruas tol sebelum tol tersebut beroperasi.
Dia menjelaskan, pemerintah memiliki target membangun 1.000 kilometer jalan tol hingga 2019. Namun pihaknya memprediksi jumlah tol yang beroperasi akan lebih dari target tersebut yaitu sejumlah 1.270 kilometer, di mana 1.056 di antaranya merupakan konsesi milik Waskita.
Untuk membangun tol tersebut, perseroan membutuhkan dana hingga Rp130 triliun sehingga strategi recycling proyek akan dilakukan, baik melalui divestasi saham maupun sekuritisasi.
Sejauh ini, pihaknya sudah melakukan divestasi 29% saham WTR kepada PT SMI dan Taspen melalui program Pembiayaan Infrastruktur Non Anggaran Pemerintah atau PINA yang difasilitasi oleh Bappenas.
Proses divestasi saham jalan tol WTR tahap kedua ini juga tampaknya akan kembali difasilitasi oleh pemerintah melalui skema tersebut.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan pihaknya menargetkan skema pembiayaan PINA selanjutnya akan memfasilitasi pembiayaan ekuitas untuk tiga proyek infrastruktur, di mana salah satunya adalah divestasi 9 jalan tol WTR.
Sementara itu, dua proyek lainnya adalah Bandara Kertajati dan Pembangkit Listrik PP Energi di Aceh. “Ini bagian dari komitmen pemerintah untuk tidak mengandalkan APBN,” ujarnya, seperti ditulis oleh Bisnis edisi Senin (4/9)
Dia menyebutkan, total nilai investasi ketiga proyek tersebut sekitar Rp79 triliun, sedangkan nilai pembiayaan ekuitas tiga proyek melalui skema PINA yang akan dilakukan pada kuartal ketiga ini sebesar Rp10 triliun.