Bisnis.com, YOGYAKARTA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta meminta para nelayan setempat untuk mewaspadai tinggi gelombang di perairan selatan Yogyakarta yang diperkirakan masih tinggi hingga awal Oktober 2017.
"Untuk nelayan kami mengimbau tetap waspada karena saat puncak musim kemarau seperti saat ini gelombangnya cukup tinggi," kata Kepala Kelompok Operasional Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Joko Budiono, Kamis (7/9/2017).
Berdasarkan pemantauan BMKG Yogyakarta, tinggi gelombang di perairan pesisir Selatan Yogyakarta dan Jawa Tengah pada saat ini sekitar 3 meter. Tinggi gelombang itu bisa meningkat seiring kecepatan angin.
Menurut Joko, jika mengacu rata-rata tinggi gelombang normal seharusnya tinggi gelombang hanya mencapai 2 meter. Meningkatnya tinggi gelombang tersebut, menurut dia, dipicu oleh keberadaan angin yang pusat tekanannya di barat Australia (angin timuran) yang memiliki kecepatan di laut mencapai 10-20 knots atau antara 18-35 km per jam.
Joko mengatakan kondisi tersebut juga dipengaruhi situasi cuaca pada masa peralihan musim kemarau ke musim hujan yang cenderung memicu perubahan arah dan kecepatan angin secara mendadak. Kecepatan angin mulai menurun saat arah angin bertiup dari Asia.
"Kami memperkirakan tinggi gelombang itu mulai menurun pada Oktober karena angin berasal dari Asia yang pada umumnya memiliki kecepatan rendah," kata dia. Joko mengatakan musim kemarau di DIY sudah dimulai sejak Mei 2017 diperkirakan segera berakhir pada akhir September atau awal Oktober.
"Awal Oktober di DIY sudah mulai masuk musim hujan, kecuali Kabupaten Gunung Kidul yang biasanya paling akhir masuk musim hujannya," kata dia.
BMKG Yogya Mengimbau Nelayan Waspada Gelombang Laut Selatan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta meminta para nelayan setempat untuk mewaspadai tinggi gelombang di perairan selatan Yogyakarta yang diperkirakan masih tinggi hingga awal Oktober 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium