Bisnis.com, DEMAK – PT Pertamina (Persero) mendistribusikan paket perdana elpiji 3 kg kepada 513 nelayan kecil di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Ini merupakan yang kedua kalinya di Demak, setelah tahun lalu Pertamina mendistribusikan sebanyak 400 paket elpiji 3 kg.
Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan perusahaan pelat merah itu mendapat amanah untuk melakukan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG).
Menurutnya, Pertamina secara konsisten melaksanakan penyediaan, pendistribusian, dan pemasangan paket perdana elpiji untuk kapal perikanan bagi nelayan kecil di berbagai daerah seluruh Indonesia.
Paket perdana elpiji 3 kg itu terdiri dari selang karet untuk kompor gas elpiji, regulator untuk tekanan tinggi untuk tabung elpiji, regulator untuk tekanan rendah untuk tabung elpiji, tabung elpiji 3 kg, dan converter kit.
“Dengan paket perdana ini, para nelayan kecil bisa mengonversi BBM ke BBG untuk melaut dengan kapalnya,” kata Adiatma dalam keterangan pers, Kamis (7/9/2017). Distribusi paket perdana elpiji 3 kg di Demak ini merupakan bagian dari penugasan pemerintah kepada pertamina untuk konversi BBM ke BBG sejak 2016.
Pada 2017, pemerintah menugaskan Pertamina untuk mendistribusikan paket perdana elpiji 3 kg sebanyak 32.872 paket untuk 38 kabupaten/kota yang tersebar di Sumatra Barat, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.
Adiatma menambahkan distribusi paket perdana elpiji 3 kg kepada nelayan kecil di Demak ini sekaligus untuk mendukung ketahanan energi sesuai Perpres No 126/2015 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga LPG (Elpiji) untuk Kapal Perikanan bagi Nelayan Kecil.
Dengan pemanfaatan elpiji 3 kg bagi nelayan kecil akan memberikan dampak positif kepada masyarakat, terutama untuk nelayan melalui penghematan pengeluaran biaya bahan bakar, membantu ekonomi masyarakat nelayan menuju ekonomi masyarakat dan ramah lingkungan, serta mengurangi konsumsi BBM bersubsidi.
Selama ini, nelayan kecil terkadang kesulitan mencari solar bersubsidi, karena diduga solar
tersebut banyak dimanfaatkan oleh kapal-kapal industri. Dengan adanya paket elpiji 3 kg ini, Pertamina berharap kesulitan nelayan kecil untuk mendapatkan energi bagi aktivitas melautnya akan teratasi.
“Dengan harga terjangkau, elpiji 3 kg untuk nelayan kecil itu sulit diselewengkan oleh kapal-kapal perikanan besar yang tidak berhak,” tegas Adiatma.
Dalam hitungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, pengeluaran nelayan untuk bahan bakar dapat dihemat Rp30,8 juta per tahun jika menggunakan elpiji.
Hitungannya, pengeluaran Rp49,4 juta per tahun jika menggunakan bensin dengan asumsi harga bensin Rp6.450 per liter dan kebutuhan 21 liter untuk 10 jam melaut per hari. Jika menggunakan elpiji, pengeluaran nelayan Rp18,6 juta per tahun dengan asumsi harga elpiji subsidi Rp17.000 per 3 kg.
Kalaupun menggunakan elpiji nonsubsidi, biaya melaut tetap lebih murah. Dengan asumsi harga elpiji Rp34.000 per 3 kg, biaya melaut Rp37,2 juta per tahun alias hemat Rp12,2 juta.