Bisnis.com, YOGYAKARTA – Pemerintah diharapkan dapat mengoptimalkan peran koperasi bawang merah yang sudah ada untuk meningkatkan pemasaran komoditas tersebut.
Peneliti agribisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Susanawati mengatakan bawang merah merupakan bumbu yang hampir selalu ada di setiap dapur dan menjadi bahan dasar.
"Penertiban perdagangan ilegal serta pembatasan impor bawang merah saya kira juga dapat dilakukan untuk lebih mengutamakan keamanan pasar dalam negeri," katanya pada diskusi publik bertema ‘Integrasi Dalam Rantai Pasok Bawang Merah di Pulau Jawa’, di Yogyakarta, Sabtu (9/9/2017).
Hal itu menjadikan bawang merah sebagai sebuah komoditas penting dalam aktivitas perdagangan di berbagai pasar di Indonesia. Bahkan, beberapa waktu lalu Indonesia sempat dimasuki oleh bawang merah yang diimpor secara ilegal.
"Kondisi itu menunjukkan bawang merah merupakan bagian penting bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, harga jual bawang merah juga sangat terfluktuasi yang kadang kenaikan maupun penurunan harga yang terjadi bisa sangat ekstrem," katanya.
Dari analisisnya didapati selama kurun waktu 2010-2012 terjadi kenaikan dalam produksi bawang merah di Indonesia. Dalam kurun waktu tersebut, produksi masih terpusat di Pulau Jawa.
Lebih dari 50% bawang merah yang dipasarkan dihasilkan di Pulau Jawa. Produksi itu ada di tiga provinsi yaitu Jateng sebesar 40%, Jatim 26%, dan Jabar 14%. DIY juga menyumbang melalui produksi bawang merah di Bantul, tetapi hanya sebesar 2%.
"Untuk analisa rantai pasok yang saya lakukan dipusatkan pada tiga wilayah itu yaitu di daerah petani bawang merah Cirebon, Brebes, dan Nganjuk. Untuk pasar saya memilih Pasar Induk Kramat Jati di Jakarta sebagai pusat konsumsi serta pasar sayur, buah, dan rempah terbesar di Indonesia," katanya.
Berdasarkan analisanya, Susanawati menemukan beberapa hal yang mempengaruhi rantai pasok bawang merah. Hasil temuannya menunjukkan rata-rata ada 7-8 aktor yang terlibat dalam alur produksi hingga sampai ke konsumen.
Selain itu, juga ada tiga aliran yang terjadi dalam alur tersebut yaitu produk, informasi, dan uang.
"Saya menemukan bahwa aliran produk dari petani hingga ke konsumen berjalan lancar, bahkan sangat lancar di ketiga tempat tersebut. Namun, untuk informasi dan uang ada beberapa aliran antaraktor yang agak tidak lancar," katanya.