Bisnis.com, JAKARTA – Dana Pensiun BTN mecatatkan imbal hasil investasi sebesar 10% pada akhir kuartal III/2017.
Direktur Utama Dana Pensiun BTN Saut Pardede mengatakan pada periode tersebut total dana kelolaan Dapen BTN mencapai Rp1,7 triliun. "Sampai dengan triwulan ketiga return 10%," ungkapnya kepada Bisnis, Senin (2/10/2017).
Hasil investasi tersebut terbilang baik. Pasalnya, ungkap Saut, saat ini pengembangan dana dihadapkan pada tren penurunan imbal hasil surat berharga negara (SBN) dan obligasi korporasi. Sekitar 70% dari dana kelolaan Dapen BTN ditempatkan pada SBN dan obligasi korporasi.
Selebihnya, jelas dia, dana kelolaan Dapen BTN tersebar di saham, reksa dana, properti dan lainnya. "Kondisi saat ini tidak favorable untuk dana pensiun," ungkapnya.
Saut menjelaskan imbal hasil SBN hanya berkisar 7%, sedangkan obligasi korporasi dengan rating A di kisaran 8%. Obligasi dengan imbal hasil di atas 9%, jelasnya, sebenarnya masih tersedia, tetapi risikonya pun cukup besar.
“Dapen harus lebih kreatif agar investment return tetap di atas bunga teknis untuk mempertahankan RKD [rasio kecukupan dana].”
Data Otoritas Jasa keuangan tentang Statistik Dana Pensiun per Agustus 2017 menunjukkan return on investment (ROI) sektor dana pensiun mencapai 5,1%. Realisasi itu lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (year-on-year/yoy), yaitu sebesar 4,7%.
Bila dirincikan, maka ROI dana pensiun pemberi kerja (DPPK) yang menjalankan program pensiun manfaat pasti (PPMP) meningkat dari 5,1% pada Agustus 2016 menjadi 5,5%. DPPK yang menjalankan program pensiun iuran pasti (PPIP) pun mencatatkan lonjakan ROI dari 4,1% menjadi 5,1% pada Agustus 2017.
Sementara itu, ROI Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) tercatat sebesar 4,2%, naik dari Agustus 2016 sebesar 4,0%.