Bisnis.com, YOGYAKARTA—Informasi mengenai waktu pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY berubah dengan cepat. Sebelumnya santer diberitakan Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X akan dilantik pada tanggal 16 Oktober 2017, tapi kemudian akhirnya sang raja akan dilantik pada tanggal 10 Oktober.
“Dinamika bergerak terus. Informasi terakhir, pelantikan [Gubernur dan Wakil Gubernur DIY] akan dilakukan besok di Jakarta,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Gatot Saptadi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (9/10/2017).
Gatot mengatakan pihaknya tidak tahu menahu mengenai alasan kenapa akhirnya pelantikan dilaksanakan tanggal 10 Oktober. Menurutnya itu adalah wewenang Pemerintah Pusat untuk memutuskan kapan pelantikan dilaksanakan.
Ia menyatakan, dirinya hanya punya kapasitas untuk memastikan kesiapan Sri Sultan HB X dan KGPPA X agar siap mengikuti proses pelantikan, “Kalau masalah waktunya digeser dan dirubah itu kan kewenangannya disana [Pemerintah Pusat],” ucapnya lagi.
Informasi mengenai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY memang terkesan penuh teka teki, rahasia dan kejutan. Pasalnya, pada hari Senin (9/10), Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Sumarsono mengatakan kepada para wartawan di Kompleks Kepatihan bahwa pelantikan akan digelar pada tanggal 16 Oktober, berbarengan dengan pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Ia menyatakan, untuk pelantikan kepala daerah, tidak boleh dilakukan sebelum masa tugas berakhir. Pelantikan hanya boleh dilaksanakan setelah atau tepat saat masa jabatan usai, “Karena DKI Jakarta berakhir tanggal 15 Oktober dan enggak boleh dimajukan maka posisinya DIY ngalah [untuk] mundur,” ucap Sumarsono seusai bertemu dengan Gatot Saptadi.
Gatot menambahkan, walaupun waktu pelantikan dengan kabar yang diterima berdekatan, tapi pihaknya selalu siap dengan proses pelantikan. Karena prinsipnya, ungkapnya, pelantikan itu hanya membutuhkan orang yang melantik dan dilantik. Ketika hal tersebut sudah terpenuhi maka semuanya beres.
Mengenai masalah surat resmi pelantikan, ia menyatakan belum menerima hal tersebut. Karena belum ada surat resmi, Gatot mengatakan Pemerintah Daerah (Pemda) DIY hanya bisa mengandalkan kepercayaan semata.
“Belum ada surat, artinya tinggal pake trust aja, karena sudah ditelpon dari atas, dari Setneg [Sekretariat Negara]. Kalau sampai sana berubah lagi, ya, kami ngikut aja,” ucapnya.
Sedangkan untuk masalah undangan, Gatot belum bisa memberikan keterangan karena rapat mengenai pelantikan baru akan digelar malam ini di Jakarta sana. Untuk itu, katanya, Pemda DIY sudah mengirimkan perwakilan untuk menghadiri rapat tersebut.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY, Arif Noor Hartanto mengatakan, jika Pemerintah Pusat mengambil langkah pasti dengan melantik Gubernur DIY pada tanggal 10, maka dirinya sangat mengapresiasi hal tersebut.
Pasalnya, tanggal 10 Oktober adalah hari dimana masa jabatan Sri Sultan HB X untuk periode 2012-2017 akan berakhir. Ia menyatakan, adalah hal bagus ketika masa jabatan gubernur berakhir kemudian langsung gubernur definitif dilantik saat itu juga karena dengan demikian sang kepala daerah langsung menyandang segala kewenangannya.
“Sesuai dengan harapan-harapan kementerian dalam negeri, pelantikan kepala daerah definitif mengambil waktu pada hari terakhir, saya mengapresiasi walaupun, mohon maaf, segala sesuatunya terkesan kurang temoto dan kurang terrencana,” ucap Inung, sapaan akrabnya.
