Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perajin Suvenir Sangiran Alih Profesi Menjadi Buruh Bangunan

Puluhan pengrajin suvenir di Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen, dan beberapa desa sekitarnya, memilih beralih profesi menjadi buruh bangunan, dan pekerja kasar lainnya, menyusul kurangnya prospek bisnis kerajinan suvenir.
Petugas lab museum sangiran mengecek fosil kuda nil yang ditemukan warga Bonagung di pegunungan Tugel, Tanon, Sragen. (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)
Petugas lab museum sangiran mengecek fosil kuda nil yang ditemukan warga Bonagung di pegunungan Tugel, Tanon, Sragen. (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Bisnis.com, KALIJAMBE—Puluhan pengrajin suvenir di Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen, dan beberapa desa sekitarnya, memilih beralih profesi menjadi buruh bangunan, dan pekerja kasar lainnya, menyusul kurangnya prospek bisnis kerajinan suvenir.

Dari sekitar 35 pengrajin suvenir yang pernah aktif berproduksi, kini tinggal sekitar tiga pengrajin yang masih aktif. Informasi tersebut disampaikan salah seorang pengrajin suvenir asal Sangiran, Krikilan, Suyono, 42, Senin (9/10).

“Dulu masa sebelum tahun 2000 jumlah pengrajin aktif di sini 35 orang lebih. Tapi sekarang tinggal tiga orang yang aktif. Yang lainnya alih profesi ke proyek, atau kerja bangunan. Mungkin karena penghasilan kurang,” tutur dia.

Suyono menjelaskan suvenir yang dibuat para pengrajin di Krikilan berupa gantungan kunci dari batu dengan motif manusia purba, asbak dari batu dengan ukiran manusia purba, hingga patung hewan/manusia purba dari kayu/batu.

“Sekarang yang ramai gantungan kunci. Dalam sehari bisa menghasilkan sekitar 30 gantungan kunci. Tapi produk kami kalah dengan gantungan kunci dan produk lain yang datang dari China. Harga mereka lebih murah,” ujar dia.

Suyono menuturkan omzetnya dari membuat kerajinan tangan mengalami penurunan sekitar 20 persen dibandingkan dulu. Pendapatan yang dia peroleh dari pekerjaan itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Kalau saya ini sebagai pekerjaan utama. Kebanyakan pengrajin juga begitu. Untung saya dibantu istri yang membuka usaha jasa menjahit di rumah. Walau tak banyak, tapi bersyukur pendapatan bisa untuk hidup,” kata dia.

Terpisah, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sragen, Giyadi, saat dihubungi JIBI via ponsel, Senin, mengatakan persoalan utama UMKM Bumi Sukowati adalah pemasaran. Produk-produk UMKM sebatas dipasarkan ke lokal.

Tidak terkecuali suvenir Sangiran yang dipasarkan kepada wisatawan lokal. Dia menilai akan lebih menjanjikan bila bisa membidik wisatawan asing. Untuk itu menurut dia sangat penting menarik wisman sebanyak mungkin.

“Kita harus cerdas dan ulet. Salah satu strateginya bagaimana agar orang luar Sragen, utamanya turis asing datang ke Sangiran. Sehingga produk-produk Sragen bisa laku banyak, atau dengan harga menguntungkan,” ujar dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kurniawan/JIBI
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper