Bisnis.com, SEMARANG – Kementerian Pertanian menyatakan persediaan beras di Jawa Tengah belum memenuhi target karena baru menyerap 57,73%, sehingga kekurangan stok 42,27% beras harus dicukupi agar kebutuhan masyarakat dan pasar terpenuhi.
Dalam kegiatan serap gabah petani (Sergap) Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan di Jateng, Tedy Rachmat selaku Penanggung Jawab mengatakan, di wilayah provinsi setempat masih kekurangan stok beras, untuk itu pihaknya merencanakan upaya-upaya penyerapan beras untuk bisa memenuhi kebutuhan.
"Sejumlah daerah di Jawa Tengah masih mengalami kekurangan stok beras seperti di eks Karesidenan Kedu, Surakarta, dan Banyumas, sehingga Bulog terus berupaya menggenjot target agar terpenuhi,," tuturnya, Rabu (18/10/2017).
Sementara itu, pihaknya menambahkan, jika nantinya ada proses impor beras, maka akan menyusahkan petani yang hendak menjual gabah, karena harga beras impor justru pada umumnya relatif lebih murah ketimbang harga beras dari petani yang ada di Jateng.
"Beras yang ada di Jawa Tengah bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jateng saja, namun juga dikirim ke sejumlah wilayah seperti provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan sebagian besar wilayah di pulau Kalimantan, sehingga target yang dibebankan ke Bulog Divre Jateng cukup berat," ujarnya
Lebih lanjut Tedy berharap kepada seluruh petani agar menjual beras hasil panen langsung ke bulog agar nantinya target yang dibebankan pemerintah kepada Bulog Divre jateng dapat segera terpenuhi.