Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masuk Musim Paceklik, Stok Beras di Jateng Turun 22,7%

Serapan beras selama 2017 di wilayah Jawa Tengah menurun 22,7% dibandingkan 2016 dalam periode yang sama, disebabkan banyaknya petani yang tidak menjual beras langsung ke Badan Urusan Logistik.
Hasil serapan beras di wilayah Jawa Tengah tahun ini di bawah target./Alif Nazzala Rizqi
Hasil serapan beras di wilayah Jawa Tengah tahun ini di bawah target./Alif Nazzala Rizqi

Bisnis.com, SEMARANG – Serapan beras selama 2017 di wilayah Jawa Tengah menurun 22,7% dibandingkan 2016 dalam periode yang sama, disebabkan banyaknya petani yang tidak menjual beras langsung ke Badan Urusan Logistik.

Kepala Bulog Divre Jateng Djoni Nur Ashari mengatakan, saat ini di wilayahnya sedang memasuki musim paceklik dan pada akhir bulan nanti baru masuk masa tanam, sehingga stok beras yang ada hanya sisa panen beberapa bulan lalu.

"Jawa Tengah tahun ini [serapan gabah] memang turun karena beberapa wilayah lumbung padi seperti di Demak dan juga Grobogan banyak sekali petani yang menjual beras ke tengkulak dengan harga lebih mahal ketimbang menjual ke Bulog yang hanya membeli beras dari petani seharga Rp8.030 per kilogram," ujarnya Rabu (18/10).

Untuk itu ia meminta bantuan kepada satuan tugas (Satgas) Pangan Polda Jateng untuk menindak tegas kepada para oknum yang melakukan penimbunan beras dan para tengkulak yang mempermainkan harga beras di pasaran.

"Kita sudah berkoordinasi dengan Polda Jateng tentang adanya dugaan oknum penimbun beras yang tentunya sangat meresahkan masyarakat dan salah satu penyebab mengapa stok Bulog Divre Jateng tahun ini menurun dibandingkan dengan tahun lalu," tuturnya.

Sekarang di sisa waktu 2.5 bulan ini, pihaknya menargetkan di wilayah eks Karesidenan Semarang menyerap 425 ton beras, eks Karesidenan Surakarta 250 ton beras, eks Karesidenan Pekalongan 300 ton, eks Karesidenan Pati 300 ton, dan wilayah Magelang 50 ton setiap harinya.

Jika target itu tercapai maka diharapkan stok beras di Jateng aman hingga akhir tahun baik untuk dikirim ke berbagai provinsi maupun untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat di 25 kabupaten/kota di wilayah ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper