Bisnis.com, SEMARANG – PT Indonesia Power mengharapkan harga gas untuk pembangkit listrik tenaga gas dan uap Tambak Lorok berada pada rentang 6 dolar Amerika atau lebh rendah.
Direktur Utama Indonesia Power (IP) Sripeni Inten Cahyani mengatakan saat ini untuk Blok 1 dan 2 yang beroperasi berkisar pada harga di atas 7 dolar Amerika. Padahal biaya energi primer menyumbang 60% struktur biaya perusahaan.
“Kalau harapannya harga gas bisa 6 dolar Amerika, itu cantik [dalam pengelolaan biaya energi],” kata Sri di Semarang pekan lalu.
Dia mengatakan berdasarkan rencana umum penyediaan tenaga listrik (RUPTL), Tambak Lorok blok 3 akan masuk dalam sistem kelistrikan pada 2021. Maka perusahaan akan mencari sejumlah cara agar biaya gas ini dapat lebih efisen. Apalagi Lapangan Kepodang yang saat ini menjadi salah satu sumber gas dari tambak lorok blok 1 dan 2 menyatakan keadaan kahar dan tidak akan sanggup memproduksi gas lagi pada 2018.
“Sumber gas ada dua opsi, PLN [sebagai induk usaha Indoesia Power] sedang merumuskan harga terbaik,” katanya.
Dua opsi ini, kata Sri meliputi pemanfaatan pipa seperti saat ini untuk Tambak Lorok Blok 1 dan 2. Saat ini infrastruktur gas pipa ini sudah tersedia, sehingga tergantung rumusan harga terbaik dari para pengelola sumur gas. Sedangkan opsi lain yang disiapkan yakni model LNG. Namun untuk lokasi pemrosesan gas alam menjadi LNG, Sri mengatakan masih melakukan kajian. Penempatan dapat dilakukan di Jawa Tengah ataupun Jawa Timur.