Bisnis.com, SEMARANG - Pembelian properti di Kota Semarang lesu. Marketing Manager Perumahan Graha Padma Semarang, Nurwindhia Buntario mengatakan daya beli masyarakat terkoreksi sejak tahun lalu.
"Pada tahun ini tren penurunan kami taksir 20 hingga 50 persen dibandingkan tahun lalu. Namun sejak tahun lalu sebenarnya tren sudah mulai terlihat,"tuturnya Senin (13/11/2017).
Ia menambahkan, penurunan tidak hanya di sektor perumahan namun di segala sektor perekonomian di Indonesia.
Sektor perumahan masih menjadi primadona bagi masyarakat karena rumah merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi sehingga pebisnis optimistis penjualan tahun depan dapat meningkat.
Perumahan Graha Padma terus mendongkrak dengan terus menggelar event-event guna menarik konsumen yang ingin membeli hunian di tempat kami.
Selain itu, General Manager Project dari Citraland BSB City, Jatmiko Arif Wibowo mengungkapkan jika suhu politik juga berperan penting dalam tren penurunan daya beli terhadap properti.
"Indonesia tahun depan akan memasuki tahun politik dimana biasanya ekonomi juga bergejolak dan cenderung fluktuatif serta adanya tax amnesti pada tahun ini membuat konsumen cukup berhati-hati dalam membeli properti,"ungkapnya.
Menurutnya tren tersebut akan terus menurun hingga pilkada pada tahun 2018. Namun pihaknya tetap akan terus berupaya meningkatkan daya beli masyarakat terhadap sektor properti.
Pada tahun ini diperkirakan penurunan hampir 10-20 persen. Desember pun sepertinya tetap menurun karena konsumen fokus pada liburan akhir tahun.
Pihaknya mengungkapkan, tahun 2017 hingga akhir Oktober, pada penjualan telah membubuhkan sekitar Rp140 miliar.
"Rumah yang kami tawarkan Rp500 juta hingga Rp2,5 miliar. Kalau unitnya pada tahun ini sudah terjual sekitar 105 unit," ujarnya.