Bisnis.com, SEMARANG - Perkembangan nilai impor bulan Oktober di Provinsi Jawa Tengah masih sangat tinggi tercatat sebesar, US$1.057,72 juta naik 48,01% terhadap dengan September yang hanya US$714,61 juta namun dibandingkan dengan tahun lalu meningkat 47,09%.
Kepala bidang Statistik dan Distribusi BPS Provinsi Jateng Sri Herawati mengatakan, selama Oktober negara pemasok barang impor terbesar adalah Tiongkok mencapai US$ 270,36 juta naik 25,18% terhadap bulan lalu US$ 214,32 juta dan yang menjadi urutan kedua adalah Arab Saudi naik sebesar US$96,89 juta dan Malaysia US$ 41,06juta dibandingkan dengan September 2017.
"Impor di Jateng melonjak tinggi karena beberapa komoditas seperti produk mineral,tekstil dan juga mesin dan pesawat mekanik mempunyai kontribusi cukup signifikan masing masing sebesar 40,49%, 17,18% dan 13,67%, dan ketiga kelompok tersebut menyumbangkan masing masing sebesar US$452,71 juta, US$170,00 juta serta US$138,14 juta," tuturnya, Rabu (15/11/2017).
Tingginya ketergantungan dengan beberapa negara di Asia tersebut membuat, angka impor masih sangat tinggi. Hal ini haruslah di imbangi dengan nilai ekspor yang harus ditingkatkan agar nantinya tidak timbul defisit.
Pihaknya menambahkan, untuk negara di kawasan Uni Eropa kenaikan impor hanya sedikit sekitar US$2,29 juta dari September yang mencapai angka US$ 23,46 juta terkecuali Jerman mengalami penurunan US$5,50 juta dari bulan lalu.