Bisnis.com, KLATEN—Gabah basah yang terdampak banjir baik yang di sawah atau tersimpan di rumah sebaiknya ditambahkan garam. Hal itu untuk mencegah gabah tumbuh jadi benih.
Sekretaris Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Klaten, Atok Susanto, mengatakan penambahan garam diberikan dengan dosis 1 ons garam untuk 100 kilogram gabah. Garam berupa grasak ditaburkan secara merata ke gabah. Penambahan garam bisa menghambat pertumbuhan gabah menjadi benih hingga tiga pekan.
"Prosesnya mirip seperti ikan laut diberi garam. Kalau ikan laut jadi ikan asin, gabah enggak," kata dia, saat dihubungi JIBI, Senin (4/12/2017).
Menurut pantauannya, banyak sawah yang hampir panen terendam banjir pekan lalu. Di beberapa lokasi ia menjumpai panen padi dipercepat karena menghindari padi semakin rusak.
"Ada tim sebutannya pasukan gerandong yang membantu petani memanen gabah di sawah-sawah yang terendam banjir. Mereka berpindah-pindah menyelamatkan padi di sawah. Gabah yang basah seperti itulah perlu diberi garam. Hal ini untuk meminimalisasi kerugian petani," kata dia.
Pemberian garam pada gabah basah bagus untuk pertolongan saat cuaca tak mendukung untuk menjemur gabah. Hal serupa juga dilakukannya kepada gabah-gabah titipan teman-temannya yang basah akibat banjir.
"Ini kan cuaca mendung atau hujan terus. Enggak mungkin buat menjemur gabah. Kemarin saya juga melakukan hal yang sama ke gabah-gabah titipan teman," terang Atok.
Terpisah, Kepala Desa Ngandong, Surat, menyampaikan sebanyak 41 hektare sawah di wilayahnya terendam banjir. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Satu patok sawah seluas 2.000 meter persegi membutuhkan biaya hingga Rp750.000.
"Petani tidak mengasuransikan sawahnya karena pengalaman masa lalu. Saat kali pertama hadir asuransi, petani ikut serta. Namun, saat banjir, petani kesulitan mendapatkan klaim. Hal itu yang bikin petani enggan mengasuransikan sawahnya," kata dia.