Bisnis.com, YOGYAKARTA – Daerah Istimewa Yogyakarta akan menggelar operasi pasar dan pasar murah jelang Natal dan Tahun Baru untuk menjaga tingkat inflasi rendah dan stabil.
Pada November 2017 inflasi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tercatat sebesar 0,20% month-on-month/ m-o-m, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,16%. Naiknya inflasi ini disebabkan meningkatnya harga pangan akibat gangguan produksi di tengah hujan yang tinggi.
Laju inflasi tahunan DIY pada November 2017 mencapai 3,63% dibandingkan dengan November tahun lalu (year-on-year/ y-o-y), sedangkan laju inflasi tahun kalender sebesar 3,27% year-to-date/ y-t-d.
Berdasarkan siaran pers dari Bank Indonesia Perwakilan DIY pada Selasa (5/12/2017), Tim Pengendalian Inflasi Dareah (TPID) DIY sudah menyiapkan sejumlah langkah untuk menjaga tingkat inflasi rendah dan stabil.
Langkah-langkah itu yakni operasi pasar dan pasar murah menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru dan memperkuat kerjasama kelembagaan pedagang guna memperpendek mata rantai perdagangan.
TPID DIY juga akan memantau harga di pasar-pasar tradisional utama bersama dengan Satgas Pangan, khususnya dengan adanya bencana banjir yang terjadi beberapa waktu terakhir di beberapa lokasi penghasil tanaman pangan.
Langkah lain yakni stabilisasi harga pangan pokok melalui saluran distribusi untuk meningkatkan efektivitas rantai perdagangan seperti Kios Segoro Amarto, Rumah Pangan Kita, dan Toko Tani Indonesia.
“Melalui sinergi dan koordinasi yang erat antara pemerintah daerah DIY dan Bank Indonesia, inflasi DIY diperkirakan tetap terjaga dalam rentang target inflasi sebesar 4% ±1% y-o-y,” tulis Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY Budi Hanoto.