Bisnis.com, SOLO—Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Soloraya akan meluncurkan aplikasi marketing GO BPR pada Rabu (20/12). Aplikasi ini untuk memudahkan masyarakat mengakses dan memanfaatkan produk BPR.
Ketua Perbarindo Soloraya, Azis Soleh, menyampaikan kemunculan GO BPR dilatarbelakangi banyaknya produk BPR dengan 389 kantor cabang dari 73 bank perkreditan rakyat (BPR) yang perlu diwadahi dengan aplikasi yang mudah diakses masyarakat.
Koordinator Kelompok Kerja (Pokja) Fintech, Gembong Agus Setyono, menyampaikan aplikasi berbasis Android ini untuk marketing dengan menampilkan profil seluruh BPR, mulai dri produk, jaringan kantor, dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
Aplikasi tersebut langsung terhubung dengan website masing-masing BPR sehingga jika ada permintaan pembukaan rekening atau pengajuan kredit bisa langsung diketahui oleh petugas bank yang bersangkutan. Masyarakat cukup meninggalkan pesan dan nomor yang bisa dihubungi di kolom BPR yang diinginkan yang nantinya akan direspons oleh petugas.
“Aplikasi ini untuk menjembatani masyarakat dan BPR. Tidak hanya untuk memudahkan akses dan layanan tapi juga menumbuhkan kesadaran pentingnya melek teknologi bagi BPR karena zaman terus berkembang dan berubah. Apabila kesadaran pentingnya teknologi ada, layanan secara otomatis juga ikut berkembang,” ungkap Gembong saat jumpa pers di Kusuma Sahid Prince Hotel (KSPH), Senin (18/12/2017).
Menurut dia, ini juga merupakan salah satu promosi yang baik dimana seluruh BPR bersatu sehingga diharapkan daya saing pun meningkat karena akses mudah, layanan cepat, dan tidak ketinggalan zaman. Gembong menilai keberadaan GO BPR tidak menyebabkan persaingan tak sehat tapi membuat seluruh BPR makin kompak.
Chief Financial Officer (CFO) Archipelago Digital (AD) Studio, Edwin Jayandaru, selaku perusahaan pengembangan aplikasi menyampaikan GO BPR menyediakan layanan pembukaan rekening (tabungan dan deposito), pengajuan kredit, penawaran properti lelang, lowongan pekerjaan, program promosi BPR, dan lainnya. Masing-masing BPR disediakan website admin supaya karyawan teknologi informasi (TI) bisa mengolah, mengontrol, dan mengendalikan konten serta lampiran yang ingin ditampilkan.
“GO BPR juga bisa digunakan sebagai analisis risk management karena membuat informasi nasabah yang bermasalah sehingga bisa digunakan untuk menekan NPL [non performing loan/kredit bermasalah]. Namun itu merupakan fasilitas in house yang hanya bisa diakses BPR,” ujarnya.
Menu lelang properti juga merupakan salah satu terbososan supaya aset yang mangkrak berkurang dan mendukung perbaikan kinerja BPR. Berbagai informasi mulai dari foto hingga lingkungan sekitar lokasi yang dilelang juga akan ditampilkan di menu tersebut. Info lowongan pekerjaan ini diharapkan juga semakin mempermudah BPR dalam mencari karyawan baru. Aplikasi ini akan terus dikembangkan untuk front-end dan back-end untuk semakin mempermudah layanan tapi tetap menyesuaikan aturan yang ada.
Menurut dia, sosialisasi akan terus dilakukan dengan iklan di media massa, pemberian gimik dengan menantang foto selfie dengan makna GO BPR, kampanye serentak BPR melalui pemasangan logo GO BPR di 389 kantor, talkshow di radio, dan sosialisasi di car free day (CFD) untuk meningkatkan pemahaman masyarakat.
“GO BPR merupakan produk pertama yang ada di Indonesia yang mampu menggabungkan seluruh BPR untuk promosi bersama,” pungkasnya.