Bisnis.com, YOGYAKARTA—Rute jalan Tol Jogja-Bawen yang masuk wilayah DIY sudah disepakati. Jalan tol akan membentang sejauh 10,7 kilometer.
Trasenya dimulai dari Karangtalun, kemudian menyusuri Selokan Mataram untuk menuju Ring Road bagian barat laut. Jenis konstruksi yang dipakai adalah melayang atau elevated.
“Pada prinsipnya beliau [Sri Sultan HB X) setuju hanya ada beberapa catatan. Secara garis besar rutenya sudah oke dan exitnya juga,” kata Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Wahyu Utomo seusai pemarapan kajian rute Tol Jogja-Bawen di Kompleks Kepatihan, Senin (18/12/2017).
Infrastruktur ini akan dibuat secara melayang dengan tinggi mencapai sembilan meter dari permukaan tanah. Ia menyatakan, opsi melayang dipilih untuk meminimalisir pembebasan lahan. Dengan demikian diharapkan pembangunan tol bisa lebih cepat diselesaikan, mengingat biasanya pembebasan lahan merupakan proses yang membutuhkan waktu relatif lama.
Selain itu, pembangunan secara melayang ditetapkan untuk mengakomodasi keinginan Gubernur DIY Sri Sultan HB X agar akses antar desa tidak terputus meski ada jalan bebas hambatan.
Nantinya, jalan tol tidak semuanya melayang persis di atas Selokan Mataram. Hanya lima kilometer saja yang benar-benar persis melayang di atas saluran irigasi yang dibangun pada masa pendudukan Jepang itu. Sebab, Wahyu mengatakan tidak mungkin seluruhnya bisa mengikuti alur Selokan Mataram yang berkelak-kelok.
Karena itulah ada beberapa bagian yang akan melewati persawahan dan sedikit permukiman. Keputusan tersebut dibuat demi keamanan dan kenyamanan para calon pengguna. “Kalau mobil belak-belok nanti nyemplung. Tapi semaksimal mungkin ngikutin Selokan Mataram,” ucap Wahyu.
Sebagai informasi, proyek Tol Jogja-Bawen merupakan satu dari 245 proyek prioritas dan strategis nasional yang termaktub dalam Peraturan Presiden No.58/2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Wahyu mengungkapkan, tol ditargetkan bisa dibangun tahun 2019. Sebelumnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono juga menyatakan hal yang sama saat menghadiri Dies Natalis Universitas Gadjah Mada (UGM), Minggu (17/12).
Karena target pemabangunan mulai tahun 2019, ia menyatakan penetapan lokasi harus segera dirampungkan. Baru setelah itu penyiapan lahan bisa dilaksanakan. Ketika lahan sudah siap maka akan dilaksanakan tender dan akan didorong menggunakan mekanisme Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).