Bisnis.com, SEMARANG—Memasuki tahun 2018 bisnis properti di Provinsi Jateng masih belum menggembirakan. Penjualan rumah cenderung stagnan, karena memang belum banyak orang yang membeli properti khususnya pada masyarakat perkotaan.
General Manager Citraland BSB City Semarang, Jatmiko Arif Wibowo menuturkan kecenderungan tahun ini memang belum terasa untuk pertumbuhan properti masih biasa-biasa saja. Untuk itu dia sudah menyiapkan beberapa strategi menghadapi tahun Anjing Tanah.
"Memang saat ini bisnis properti diharapkan akan tumbuh, sebab potensi ekonomi yang berkembang di Jateng akan memicu orang membeli hunian baru. Sehingga ini merupakan momentum bagi para pengembang untuk secara gencar mempromosikan properti yang dimiliki," Kata Jatmiko Pada Selasa (23/1/2018).
Citraland BSB City cukup optimis menghadapi tahun 2018. Manajemen menargetkan, penjualan rumah mencapai Rp25 miliar setiap bulannya setelah sebelumnya pada 2017 hanya memperoleh Rp12 miliar tiap bulan.
Tim marketing terus kami genjot agar bisa menjual unit rumah dengan jumlah banyak. Selain itu, mengikuti pameran juga menjadi alternatif bagi manajemen untuk meningkatkan penjualan.
"Harapan kami penjual meningkat terutama pada bulan Juni hingga Juli karena adanya pemilihan kepala daerah. Ini merupakan kesempatan bagus biasanya banyak yang akan melakukan pembelian unit rumah," tambahnya.
Dukungan pemerintah sebenarnya cukup bagus dengan menurunkan suku bunga bank yang mulanya dikisaran 7% tahun ini menjadi 6%. Ini merupakan stimulus yang bagus untuk pengembangan ekonomi khususnya disektor properti.
Hal yang berbeda diungkapkan oleh pengembang perumahan green oase Semarang. Karena tahun ini justru banyak orang yang membeli rumah pada awal tahun 2018.
General Manager PT. Nafaro Mukti Robina, Pengembang Proyek Perumahan Green Oase Homy Residence, Suryadi Setiyoso mengungkapkan pasangan muda menjadi target utama pasar sebab merupakan pasar potensial.
"Kecenderungan pasangan muda akan mencari rumah untuk tinggal setelah menikah, untuk kisaran harga yang paling diminati adalah rumah tipe minimalis dengan harga Rp400 juta namun untuk tipe premium peminat rumah masih sedikit hanya segelintir orang," ujarnya.
Suryadi menambahkan, penjualan rumah di green oase mengalami peningkatan mencapai 30%, jika dibandingkan dengan Desember tahun lalu. Dia optimistis dapat menjual banyak rumah, hal ini ditunjang dengan pembangunan jalan tol Semarang Batang sehingga tak ada lagi kendaraan berat yang melintasi depan perumahan green oase.