Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Phapros-Bisnis Indonesia Gelar Seminar Nasional Kesehatan tentang Stunting

Harian Bisnis Indonesia bekerjasama dengan PT Phapros Tbk. akan menyelenggarakan Seminar Nasional bertema Mencegah Stunting, Meningkatkan Daya Saing Bangsa.
Anggeli Clara Y (4) bersama Andreas Yulio (4) menjalani perawatan pemulihan gizi di Rumah Pemulihan Gizi Kota Yogyakarta jalan Mayjen Sutoyo Yogyakarta, Rabu (10/3/2010)./JIBI-DESI SURYANTO
Anggeli Clara Y (4) bersama Andreas Yulio (4) menjalani perawatan pemulihan gizi di Rumah Pemulihan Gizi Kota Yogyakarta jalan Mayjen Sutoyo Yogyakarta, Rabu (10/3/2010)./JIBI-DESI SURYANTO

Bisnis.com, SEMARANG – Harian Bisnis Indonesia bekerjasama dengan PT Phapros Tbk. akan menyelenggarakan Seminar Nasional bertema Mencegah Stunting, Meningkatkan Daya Saing Bangsa.

Seminar tersebut akan digelar di Hall Gedung D Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, pada Selasa (13/2/2018) mendatang.

Kepala Bisnis Indonesia Perwakilan Semarang Herdiyan mengatakan seminar nasional tentang kesehatan itu akan dihadiri sejumlah pembicara ternama, seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, pakar gizi sekaligus Komisaris Phapros Fasli Jalal, Ketua Rembug Nasional Firdaus Ali, Dekan FKM Undip Hanifa Maher Denny, dan Direktur Pemberitaan Harian Bisnis Indonesia Arif Budisusilo.

Selain itu, peserta seminar terbuka untuk umum, baik akademisi, pemerintahan, rumah sakit, posyandu, dan sejumlah kalangan lainnya.

Menurutnya, di Indonesia, tercatat hampir 9 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami pertumbuhan yang tidak maksimal (stunted) akibat kekurangan gizi kronis.

Dengan angka ini, Indonesia berada di peringkat kelima negara yang kekurangan gizi sedunia.

Fasli Jalal, pakar gizi yang juga duduk dalam Dewan Pembina Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), mengatakan stunting berpotensi mengancam generasi mendatang menjadi generasi yang hilang.

Kekurangan gizi pada usia dini dapat meningkatkan angka kematian untuk bayi dan anak, mudah terserang penyakit, dan kerja otak yang tidak optimal sehingga menurunkan kemampuan kognitif.

Angka stunting yang tinggi juga diperkirakan dapat merugikan perekonomian Indonesia dalam jangka panjang.

Menurut studi Grantham-McGregor (2007), anak yang mengalami stunting berpotensi memiliki penghasilan lebih rendah sekitar 20% dibandingkan dengan anak yang tumbuh optimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Herdiyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper