Bisnis.com, SEMARANG - Stunting atau masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi kurang dalam waktu cukup lama, sudah menjadi perhatian serius oleh pemerintah khususnya di Provinsi Jawa Tengah.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo mengatakan, Pemprov terus melakukan pencegahan dan penanganan kepada masyarakat, untuk mencegah terjadinya stunting salah satunya dengan memberikan tablet tambah darah kepada ibu hamil.
"Langkah pencegahan terus dilakukan jangan sampai ada lagi anak lahir dalam keadaan stunting. Ibu hamil diharapkan mematuhi imbauan dari pemerintah untuk menjaga asupan gizi untuk kandungannya agar terhindar dari stunting," ungkap Yulianto saat menghadiri acara Seminar Kesehatan 'Mencegah Stunting, Meningkatkan Daya Saing Bangsa' kerja sama Bisnis Indonesia dan Phapros Selasa (13/2/2018).
Menurutnya Stunting disebabkan oleh beberapa faktor yakni pola asuh, gaya hidup yang tidak sehat. Selain itu beberapa daerah masuk dalam kategori rawan kejadian stunting diantaranya Kabupaten Brebes, Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Demak.
Kebanyakan penderita stunting di Jateng adalah warga miskin. Langkah pencegahan stunting sudah lama dilakukan oleh Pemprov yakni melalui program 'Nginceng Wong Meteng'. Kegiatan tersebut diprakarsai oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo tahun 2015 lalu.
"Nginceng Wong Meteng merupakan program dari Dinkes Prov Jateng memeriksa kesehatan para ibu hamil, apakah sudah sehat dan gizi yang didapatkan sudah tercukupi," tambahnya.
Selain itu angka penderita anemia pada remaja putri dan ibu hamil di Jateng cukup tinggi mencapai 30%. Hal itu membuat Pemprov Jateng, terus memeberikan tablet tambah darah terutama untuk beberapa desa dengan tingkat stunting yang tinggi.
Yulianto menambahkan, penderita gizi buruk di Jateng sangat sedikit hanya 0,03% dari total penduduk mencapai 35 juta jiwa. Sehingga Pemprov berharap penderita stunting terus turun.
"Angka penderita gizi buruk terus ditekan oleh pemerintah. Saya berharap masyarakat semakin sadar untuk menjaga kesehatan, terutama ibu hamil supaya tidak terjangkit penyakit," ucapnya.
Sementara itu, Dewan Pembina Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) sekaligus Komisaris PT. Phapros Fasli Jalal menuturkan, harusnya setiap dinas yang ada melakukan pemetaan beberapa desa yang mempunyai penduduk penderita stunting untuk segera ditangani.
"Setiap dinas harus mencari beberapa desa dengan kasus stunting yang tinggi untuk dibenahi mengenai sanitasi, makanan tambahan, air bersih dan meminta masyarakat turut serta melakukan pencegahan stunting," ujarnya.
Jawa Tengah merupakan daerah yang menjadi prioritas pemerintah mencegah stunting. Karena kebanyakan dari masyarakat Jateng tidak terlalu memperdulikan tentang penyakit stunting.
Pemerintah menargetkan tiap tahun kasus mengenai stunting turun 2%. Dan kini dia terus melakukan riset berbagai cara pencegahan dan penanggulangan stunting.
"Berbagai upaya terus dilakukan guna mengedukasi masyarakat mengenai bahaya stunting," katanya. Dia menambahkan Phapros merupakan salah satu perusahaan yang konsen memberantas stunting di Indonesia.
Lebih lanjut Fasli berharap agar sinergi dari tiap pemerintah daerah dan masyarakat terjalin dengan baik dan angka penderita stunting dapat segera turun.
Seminar Kesehatan 'Mencegah Stunting, Meningkatkan Daya Saing Bangsa' dihadiri oleh Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP Hanifa Maher, Komisaris PT Phapros Fasli Jalal, Ketua Rembug Nasional Firdaus Ali, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo dan Direktur Pemberitaan Harian Bisnis Indonesia Arif Budi Susilo.