Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah menargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) capai Rp12.9 triliun pada tahun 2018. Target ini dirasa relevan dengan sumber pendapatan pajak, yang semakin meningkat terutama dari pajak kendaraan bermotor.
Kepala Bidang Retribusi Dan Pendapatan Lain Lain Badan Pengelola Pendapatan Daerah (BPPD) Eddy S Bramantyo menuturkan, pada tahun 2017 PAD Jateng mencapai Rp12,5 triliun, hasil ini melampaui dari target yang telah ditetapkan sebelumnya yakni Rp12,2triliun.
"PAD Rp12,5 triliun bersumber dari pajak kendaraan bermotor, pajak BPKB, pajak air permukaan,pajak bumi dan bangunan dan pajak rokok. Pendapatan paling banyak berasal dari pajak kendaraan bermotor mencapai 40%," ujar Eddy (20/2/2018).
BPPD Jateng sudah mempunyai perhitungan yang matang untuk merealisasikan target yang sudah dicanangkan. Sebab, dari catatan pada tahun sebelumnya PAD Jateng selalu melampaui target seiring dengan tumbuhnya perekonomian.
Eddy menjelaskan, pada November nanti realisasi PAD 12,5 triliun diprediksi dapat tercapai. Ini mengingat 2018 sebagai tahun politik mempunyai geliat tersendiri dalam pertumbuhan ekonomi di Jateng.
"Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan PAD melalui sektor pajak, dengan melakukan beberapa sosialisasi pentingnya membayar pajak. Mulai Januari semua sektor kami genjot, agar PAD Jateng semakin tinggi untuk pembangunan daerah," katanya.
Target PAD yang cukup tinggi bisa saja tidak tercapai jika pengguna kendaraan bermotor tidak membayar pajak. Sebab pajak kendaraan bermotor berkontribusi besar terhadap total PAD di Jateng.
"Ada 3,5 juta kendaraan bermotor yang belum membayar pajak dan sosialisasi pentingnya bayar pajak harus segera dilakukan," tambahnya.
Sementara itu, Anggota Komisi C DPRD Jateng Yahya Haryoko menjelaskan, perekonomian Jateng terus tumbuh sampai 5,7% pada 2017 membuat realisasi PAD tahun ini dapat tercapai.
Selain itu, pengoptimalan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di provinsi Jateng bisa menambah pemasukan terutama melalui sektor jasa keuangan seperti Bank Jateng serta BPR BKK di tiap kota/kabupaten.
"Kami tahun ini akan melakukan roadshow ke 35 cabang Bank Jateng tiap daerah agar tiap cabang semakin maksimal menghasilkan laba untuk menunjang PAD," katanya.
PAD Jateng masih tertinggal dari Provinsi lain seperti Jawa Barat dan Jawa Timur. Karena di provinsi tersebut segala sektor diupayakan demi mendapatkan keuntungan untuk mendongkrak PAD.