Bisnis.com, SOLO – Sejumlah pemangku kepentingan di Solo Raya optimistis menghadapi 2018 yang tak lain adalah tahun politik.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Surakarta Wahyu Haryanto menuturkan banyak peluang yang bisa dikembangkan oleh pengusaha pada pemilihan kepala daerah (pilkada) mendatang.
"Apalagi nanti pilkadanya serentak. Ini peluang bagus bagi pengusaha," ujarnya pada Forum Bisnis Solo Raya: Dinamika Dunia Usaha dan Tahun Politik yang diselenggarakan Bisnis Indonesia, Solopos, dan Apindo Kota Surakarta di Best Western Premier Solo Baru, Kamis (22/2/2018).
Sebagai informasi, pilkada serentak 2018 akan digelar di 171 daerah, terdiri atas 17 provinsi, 115 kabupaten, dan 39 kota.
Menurutnya, banyak produk alat peraga kampanye di sejumlah daerah didatangkan dari Solo Raya, seperti Solo, Sukoharjo, Boyolali, dan Sragen sebagai basis industri garmen.
"Produk baik kaos, bendera, ataupun alat peraga kampanye lainnya dikirim ke Jakarta, lalu didistribusikan ke seluruh Tanah Air," tuturnya.
Oleh karena itu, para pengusaha berharap tahun ini tidak ada gejolak yang berarti, baik politik maupun bencana alam.
"Kami berharap pilkada berjalan kondusif dan dijauhkan dari bencana," tegasnya.
Deputi Kepala Bidang Advisori dan Pengembangan Ekonomi Daerah Bank Indonesia Solo M Taufik Amrozi mengatakan pihaknya optimistis pertumbuhan ekonomi di Solo Raya pada tahun ini berada di atas 5% seiring dengan membaiknya perekonomian di tingkat global.
"Kalau 2017 kan proyeksi pertumbuhan ekonomi Solo Raya di kisaran 5,3%-5,7%, kami optimistis tahun ini bisa lebih baik," katanya.
Meski tidak menyebutkan prediksi angka pertumbuhan ekonomi tersebut, menurut dia, pertumbuhan akan lebih baik mengingat geliat industri di Solo Raya juga mulai terlihat.
"Dari survei yang kami lakukan kepada sejumlah pelaku industri, mereka banyak yang optimistis pertumbuhan bisnis pada tahun ini jauh lebih baik," katanya.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Surakarta Toto Amanto menambahkan pada Januari 2018 investasi yang masuk ke Kota Surakarta mencapai Rp148,9 miliar dari 127 perusahaan.
"Angka itu luar biasa dibandingkan dengan Januari tahun lalu sebesar Rp4,26 miliar dari 19 perusahaan dan Januari 2016 sebesar Rp103,7 miliar dari 115 perusahaan," ungkapnya.
Menurutnya, selaku dinas yang melayani bidang perizinan, setidaknya ada tiga hal yang menjadi faktor investor menanamkan modalnya ke suatu daerah, yakni kondusivitas, infrastruktur, dan perizinan.