Bisnis.com, SEMARANG – Pemerintah diminta berperan aktif dalam membuka pasar ekspor untuk produk-produk manufaktur dari Indonesia melalui berbagai perjanjian dan kerja sama antarnegara.
Ketua Dewan Pengurus Provinsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah (Jateng) Frans Kongi mengatakan dengan membuka pasar di luar negeri, para pengusaha bisa memanfaatkan momentum ketika nilai tukar rupiah melemah seperti sekarang ini. Hal tersebut akan membantu industri dalam negeri untuk tetap bertahan.
"Kami terus cari pasar ekspor dan kita harapkan pemerintah juga berperan. Bisa secara government to government [G2G]," katanya kepada Bisnis, Selasa (31/7/2018).
Dia menilai dengan adanya perjanjian atau kerja sama yang dibuat oleh pemerintah, akan lebih mudah bagi para pengusaha untuk memasarkan produknya. Adapun beberapa wilayah yang memiliki potensi pasar cukup menjanjikan adalah Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin.
Menurut Frans, kemampuan produksi manufaktur Indonesia, khususnya dari Jateng sangat menjanjikan. Bahkan, kualitasnya sudah bisa menyamai produk-produk unggulan dari negara lain yang industrinya sudah lebih maju.
"Kualitas kita sudah sangat bersaing. Jadi, kalau bisa memasarkan ke luar negeri, sebenarnya kita tidak perlu ragu," tuturnya.
Hanya saja, Frans melanjutkan, produk dari Indonesia memang cenderung mahal di pasaran. Pasalnya, negara-negara yang industrinya telah berkembang pesat memiliki tingkat efisiensi yang sangat tinggi.