Bisnis.com, SEMARANG - Industri tekstil dan pakaian jadi di Jawa Tengah yang sempat turun pada kuartal II/2018 diperkirakan mulai bangkit dan tetap mencetak pertumbuhan di akhir tahun.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng Dedi Mulyadi Ali mengatakan produksi tekstil dan pakaian jadi di kuartal II/2018 cenderung sepi. Menurutnya, salah satu yang memengaruhi hal tersebut adalah perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
"Memang ada pengaruhnya dari perang dagang karena kebijakan Trump. Makanya kemarin-kemarin memang agak sepi," katanya kepada Bisnis, Selasa (14/8/2018).
Selain itu, Dedi menuturkan ada perubahan pola pemesanan produk ke pabrik. Hal itu dipicu oleh semakin berkembangnya e-commerce, termasuk di Indonesia.
Dia menjelaskan berkembangnya e-commerce membuat produksi yang dilakukan pabrik tekstil maupun pakaian jadi tidak sebanyak biasanya. Pasalnya, produksi dilakukan seusai dengan jumlah pemesanan saja.
"Dengan toko online itu, pemesanan produksi dilakukan hanya berdasarkan kebutuhan pasar saja, sehingga ordernya pendek. Kalau dulu ordernya panjang, misalnya satu tahun langsung order 1 juta atau 3 juta sekaligus," tuturnya.
Dedi menilai hal tersebut bisa saja mendorong pelaku bisnis untuk beralih ke negara lain seperti Vietnam, Bangladesh, atau Pakistan.
Kendati demikian, dia optimistis produksi industri tekstil dan pakaian jadi akan tetap mencetak pertumbuhan di akhir tahun. Menurutnya, pesanan yang masuk ke pabrik-pabrik di Jateng sudah mulai meningkat.
"Sampai akhir tahun bisa jadi cenderung naik. Di lapangan order mulai meningkat," ujarnya.