Bisnis.com, WONOGIRI – Trisno Widiyanto yang lebih dikenal dengan nama Kotex pemuda warga Desa Made, Kecamatan Slogohimo, Wonogiri telah mengukir berbagai prestasi.
Beberapa di antaranya juara pertama dalam ajang Bandung Bike Trail, juara pertama kompetisi Bike Fest Trial Competition Jakarta, dan Juara pertama Trial Bike Festival di Jakarta. Selain itu, juara kompetisi Trial Bike skala nasional kerap ia raih dalam delapan tahun terakhir.
Pria kelahiran Wonogiri 27 Oktober 1988 telah menekuni olahraga ekstrem sejak lulus SD pada tahun 1999. Sejak lulus SD, ia mengadu nasib di Jakarta menjadi seorang pemulung hanya berbekal sepeda dan uang seadanya.
Ia bersepeda dari Wonogiri ke Ibu Kota memakan waktu satu pekan demi kecintaannya terhadap sepeda yang sempat tak direstui orang tuanya.
Kotex, saat ditemui Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) di Alun-Alun Giri Krida Bhakti menceritakan kisah hidupnya. Ia hampir lima tahun mengamen dan memulung dengan menggunakan sepeda.
“Saya tidur di kolong Jembatan Tomang saat itu, uang yang saya peroleh dari memulung saya gunakan untuk memaksimalkan kualitas sepeda selain untuk makan. Hingga akhirnya saat menjadi kuli bangunan dapat membeli sepeda dengan harga Rp160.000 saat itu, berkat tabungan saya event kecil-kecilan saya ikuti dan hasilnya dapat membeli sepeda dengan harga Rp900.000,” ujar Kotex.
Seiring berjalannya waktu, ia mendapat berbagai tawaran menjadi pemain iklan dan beberapa acara di televisi seperti Mata Lelaki, Komunitas Unik, Jejak Malam, film Gerhana Bulan, iklan produk makanan dan maskapai pesawat.
“Saya belajar murni otodidak, saya juga tidak menyangka dapat seperti ini. Berbagai rintangan saya lalui dan setiap latihan juga tidak selalu mulus. Gigi saya rontok banyak, rahang patah, pundak patah tapi wujud kecintaan saya terhadap dunia sepeda,” ujar Kotex yang juga sebagai pelatih keselamatan berkendara.
Menurutnya Kabupaten Wonogiri memiliki potensi dalam dunia olahraga sepeda. Ia mengaku, berbagai nama atlet yang menjuarai kejuaran sepeda banyak yang berasal dari Kota Gaplek.
Oleh karenanya, ia berencana segera kembali di Kabupaten Wonogiri untuk membuka pelatihan sepeda secara gratis dan membuka bengkel sepeda sebagai wujud kecintaan di tempat kelahirannya.