Bisnis.com, SOLO – Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) akan melakukan berbagai upaya untuk menindaklanjuti naiknya tarif kargo pesawat.
Ketua Asperindo DPD Solo, Titis Pramu Sadewa, mengatakan langkah yang akan diambil dari para anggota Asperindo salah satunya adalah dengan melakukan penyesuaian tarif jasa pengiriman barang. Langkah tersebut akan diambil berdasarkan kebijakan masing-masing perusahaan.
"Kenaikan [tarif kargo] terjadi signifikan, lebih dari 100%, sehingga akan berpengaruh terhadap biaya operasional penyedia jasa pengiriman barang. Tentunya harga harus menyesuaikan komponen ongkosnya," kata dia kepada JIBI, Selasa (15/1/2019).
Selain itu dari anggota Asperindo juga berencana untuk beralih ke fasilitas transportasi lain untuk pengiriman barang.
"Intinya kami mengarah ke transportasi alternatif. Meskipun untuk jalur udara sebenarnya tidak bisa menghindar terlebih untuk pengiriman cepat. Tapi untuk pengiriman satu pulau akan diupayakan dengan angkutan lain," kata dia.
Di sisi lain dia mengatakan di tingkat nasional, Asperindo telah menggelar pleno akbar untuk menyikapi peningkatan tarif kargo pesawat tersebut. "Baru saja, Senin [14/1] kemarin. Hasil pleno akan disampaikan ke pihak-pihak terkait termasuk pemerintah. Diharapkan nantinya ada kebijakan yang bisa menyikapi hal itu," terang dia.
Menurutnya peningkatan tarif kargo juga akan berdampak pada kegiatan UMKM yang membutuhkan jasa pengiriman barang dalam transaksinya.
Dikatakannya, peningkatan tarif kargo sudah terjadi sejak akhir 2018 lalu secara bertahap. Sementara itu dari keterangan salah satu maskapai, kenaikan tarif kargo mulai terjadi di Desember 2018.
Distrik Manager Sriwijaya Air Solo, Taufik Sabar, mengatakan kenaikan terjadi sekitar tiga kali lipat dari harga sebelumnya.
"Peningkatannya terjadi secara bertahap. Kenaikan dari Rp2.000 [/kg] ke Rp6.000. Tapi harga relatif hampir sama, tidak ada perang harga," kata dia. Meski ada kenaikan tarif, layanan kargo masih diminati.