Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bandara Ahmad Yani Miliki Terminal Kargo Baru, Ini Imbas Ekonominya

Petugas memantau kedatangan pesawat udara dari menara Pemandu Lalu Lintas Udara (ATC) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (19/1/2019)./Antara-Aji Styawan
Petugas memantau kedatangan pesawat udara dari menara Pemandu Lalu Lintas Udara (ATC) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (19/1/2019)./Antara-Aji Styawan

Bisnis.com, SEMARANG — PT Angkasa Pura I meresmikan terminal kargo dan pos baru Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang, dan berharap dapat mendukung pertumbuhan perekonomian dan bisnis kargo di Jawa Tengah.

Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I Devy Suradji menuturkan, terminal kargo baru ini akan memudahkan para eksportir komoditas lokal Jawa Tengah untuk mengekspor produk mereka ke pasar luar negeri.

“Perluasan kargo dan pos yang diresmikan hari ini adalah jawaban atas tantangan peningkatan pergerakan barang, pertumbuhan lalu lintas penerbangan, serta tentunya kebutuhan layanan yang tinggi dari pengguna jasa,” kata Devy di Semarang, Rabu (23/1/2019).

Pada 2017, jumlah pergerakan kargo Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang sebesar 17.630 ton, dan mengalami peningkatan menjadi 23.556 ton pada tahun lalu atau tumbuh sekitar 34%.

Pertumbuhan kargo ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan lalu lintas penumpang 2018 dibandingkan 2017 yang hanya sebesar 17%, yakni dari 4,4 juta penumpang menjadi 5,1 juta penumpang sepanjang tahun lalu.

Lalu lintas pergerakan kargo pada 2018 yang sebesar 23.556 ton ini sudah melebihi kapasitas terminal kargo lama Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang yang hanya sebesar 20.000 ton per tahun

Terminal kargo dan pos yang baru ini memiliki luas 2.560 meter persegi atau kurang lebih empat kali lebih luas dibandingkan dengan terminal kargo dan pos lama yang hanya memiliki luasan 639 meter persegi.

Adapun kapasitas terminal baru ini mencapai 60.000 ton per tahun atau kurang lebih tiga kali lebih besar dari terminal kargo dan pos lama yang hanya sebesar 20.000 ton per tahun.

Saat ini, Devy mengungkapkan pergerakan kargo di untuk pasar domestik masih lebih besar dibandingkan dengan pasar internasional. Di pasar domestik, Jakarta menjadi tujuan yang terbesar. Sementara Singapura dan Malaysia adalah tujuan terbesar pasar luar negeri.

Dia menambahkan, pihaknya akan mendatangi para Airline untuk meminta data tonase yang tersedia, dan meminta kesediaannya untuk menambah slot sebagai bagian dari langkah perusahaan meningkatkan kinerja kargo di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani.

Menurutnya, penambahan slot yang dilakukan oleh perusahaan penerbangan juga akan menambah jumlah penumpang selain jumlah kargo yang diangkut. Adapun kontribusi pendapatan antara penumpang dan kargo masih lebih besar kontribusi pendapatan dari penumpang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yudi Supriyanto
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper