Bisnis.com, SEMARANG-PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.(SIDO) akan terus melakukan perbaikan distribusi sebagai salah satu strategi guna mendongkrak penjualan 2019 setelah langkah tersebut membuat penjualan perusahaan sepanjang 2018 tumbuh 7,36%.
Direktur Utama SIDO David Hidayat, mengungkapkan pertumbuhan penjualan yang dicapai oleh perusahaan sepanjang tahun lalu lantaran perusahaan melakukan perbaikan pada distribusi baik di general trade maupun modern trade selain meningkatkan level layanan.
“Untuk 2019, upaya kami meningkatkan penjualan masih berfokus pada hal yang sama, yaitu perbaikan distribusi dan peningkatan service level ditambah export,” kata David kepada Bisnis, Selasa (19/2/2019).
Dia menjelaskan, pihaknya akan menambah outlet retailer di titik-titik atau daerah-daerah yang masih kurang penjualannya sepanjang tahun ini.
Tidak hanya itu, pihaknya juga akan menambah sumber daya manusia (SDM) supervisor untuk melakukan pengawasan guna memastikan produk-produk perusahaan tersedia di mana pun.
Saat ini, dia mencontohkan, perusahaan masih memiliki peluang untuk menambah outlet retailer di daerah timur di wilayah Indonesia. Adapun daerah Jawa dan barat di wilayah Indonesia merupakan daerah pemberi kontribusi terbesar penjualan perusahaan.
Baca Juga
“Daerah timur yang masih ada peluang untuk menambah outlet,” katanya.
Perusahaan, lanjutnya, akan menambah jumlah outlet retailer sebanyak yang bisa dilakukan di daerah timur di wilayah Indonesia sebagai bagian dari strategi meningkatkan penjualan.
Dia menambahkan, pihaknya juga menargetkan dapat menambah 3 produk baru sepanjang tahun ini. Terkait dengan jenis produk yang akan diluncurkan, dia enggan memberitahukannya. Akan tetapi, produk baru tersebut rencananya akan diproduksi dipabrik baru perusahaan.
Perusahaan, ujarnya optimistis dengan kondisi di dalam negeri meskipun pada 2019 merupakan tahun politik. “Ya harus selalu optimistis,” katanya.
Sebelumnya, perusahaan dengan emiten berkode SIDO tersebut menargetkan pertumbuhan pendapatan dan juga bottom line atau laba bersih pada 2019 minimum sebesar 10%.
Untuk diketahui, dalam laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan, SIDO tercatat meraih penjualan sebesar Rp2,76 triliun sepanjang 2018. Kinerja tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja pada periode yang sama 2017, yakni Rp2,57 triliun.
Sepanjang tahun lalu, masih dalam laporan keuangan perusahaan, beban pokok penjualan SIDO sebesar Rp1,34 triliun atau lebih rendah dibandingkan dengan beban pokok penjualan pada periode yang sama 2017, yakni Rp1,39 triliun.
Sementara itu, laba tahun berjalan perusahaan sepanjang 2018 mencapai Rp663,85 miliar. Pada Januari--Desember 2017, laba tahun berjalan SIDO tercatat sebesar Rp533,80 miliar.
Kemudian, pada tahun lalu, beban penjualan dan pemasaran SIDO sebesar Rp414,05 miliar, beban umum dan administrasi Rp202,71 miliar, beban lain-lain Rp564 juta, biaya keuangan Rp141 juta, dan beban pajak penghasilan-neto Rp203,99 miliar.