Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Ayam Terjun Bebas Lagi di Bawah Harga Pokok Produksi

Harga ayam ras hidup kembali melorot jauh di bawah Harga Prokok Produksi (HPP).
Ilustrasi./JIBI-Rachman
Ilustrasi./JIBI-Rachman

Bisnis.com, SOLO — Harga ayam ras hidup kembali melorot jauh di bawah Harga Prokok Produksi (HPP), Sabtu (31/8/2019). Kalangan peternak pun kembali mengeluhkan kondisi tersebut dan berencana untuk kembali menggelar aksi membagi ayam secara gratis.

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, Jawa Tengah, Parjuni, mengatakan setelah Juli lalu harga ayam sempat mencapai harga layak yaitu sekitar Rp20.000-Rp21.000/kg, kini kembali turun. Bahkan penurunannya bisa disebut drastis dan jauh di bawah HPP.

"Pada Kamis [29/8] kemarin untuk luar daerah mencapai Rp10.000/kg dan lokal sekitar Rp12.000/kg. Sedangkan untuk HPP adalah sekitar Rp17.500-Rp18.000/kg. Ini berarti harganya kembali hancur," kata dia kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Sabtu (31/8/2019).

Dia mengatakan penurunan harga tersebut terjadi mulai sekitar pertengahan Agustus 2019. Penurunan harga tersebut karena diduga adanya ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan di lapangan.

Parjuni mengatakan hal itu karena kebijakan pemangkasan jumlah bibit sudah tidak diberlakukan lagi. "Jadi sejak Januari 2019, hanya Juli saja yang naik, hanya sebagai pelipur lara saja. Sekarang harga sudah kembali seperti September 2018 lalu saat kami melakukan aksi bagi ayam gratis karena harga ayam yang anjlok," lanjut dia.

Para peternak pun berencana untuk menggelar aksi damai untuk menunjukkan kepada pemerintah tentang kondisi peternakan yang kembali tidak baik. Aksi direncanakan akan digelar 5 September di Jakarta dan Minggu (1/9) di wilayah Soloraya.

Sementara itu salah satu pedagang daging ayam di Pasar Legi, Sakiyem, mengatakan harga daging ayam masih sekitar Rp32.000/kg pada Jumat (30/8). "Ini harga, saya masih jual Rp32.000/kg. Informasinya mau turun," kata dia kepada JIBI, Jumat.

Namun mengenai penjualan, dia mengatakan saat ini permintaan pasar mengalami penurunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Bayu Jatmiko Adi
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : JIBI/Solopos

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler