Bisnis.com, SEMARANG—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jateng mencatat ada 1.720 hektare (ha) lahan hutan yang terbakar saat musim kemarau panjang sepanjang 2019.
Kepala BPBD Jateng Sudaryanto menuturkan pihaknya sudah melakukan evaluasi musim kemarau yang cukup panjang. Periode ini diperkirakan berakhir pada awal November 2019, seiring dengan bergantinya cuaca ke musim penghujan.
Terdapat 26 kabupaten/kota di Jateng yang terdampak kebakaran lahan dan hutan. Ada 116 ha lahan persawahan yang terbakar, sedangkan kebakaran lahan hutan mencapai 1.720 ha.
“Musim kemarau memang menyebabkan tingginya kebakaran. Namun, pemicu awal kebakaran bukan hanya faktor alam,” paparnya, Rabu (30/10/2019).
Secara alami, gesekan pohon atau dedaunan kering dapat menimbulkan percikan api, sehingga menyebabkan kebakaran. Namun, ada juga kasus yang berawal dari keteledoran masyarakat.
Misalnya, saat berencana membuka lahan, angin kencang dan cuaca panas melebarkan titik api. Hal tersebut terjadi di lereng Gunung Slamet, ketika petani ingin membuka lahan kecil, tetapi kebakaran malah meluas hingga 9 ha.
Selain itu, membuang puntung rokok sembarangan, meninggalkan bara api unggun, dan produksi arang yang tidak sesuai prosedur juga dapat memicu terjadinya bencana kebakaran.
Untuk mengatasi dampak cuaca kering yang relatif panjang, BPBD bersama sejumlah pemangku kepentingan juga melakukan penyaluran air bersih. Hingga 24 Oktober 2019, BPBD Jateng memberikan 1.090 tangki air di 9 kabupaten.
Secara keseluruhan, total bantuan air dari sejumlah stake holder di Jateng mencapai 26.117 tangki, termasuk dari BPBD kabupaten/kota, CSR perusahaan, dan entitas pemerintah lainnya.
Kemarau Panjang, 1.720 Ha Lahan Hutan di Jateng Terbakar
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jateng mencatat ada 1.720 hektare (ha) lahan hutan yang terbakar saat musim kemarau panjang sepanjang 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Hafiyyan
Editor : Andhika Anggoro Wening
Topik
Konten Premium