Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INVESTASI JATENG: Investasi Dalam Negeri Jadi Pekerjaan Rumah

Di tengah tren peningkatan investasi asing, kinerja investasi dalam negeri di Jawa Tengah (Jateng) justru mengalami penurunan.
Ilustrasi investasi/Istimewa
Ilustrasi investasi/Istimewa

Bisnis.com, SEMARANG - Di tengah tren peningkatan investasi asing, kinerja investasi dalam negeri di Jawa Tengah (Jateng) justru mengalami penurunan.

Data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) menunjukkan bahwa realisasi investasi dalam negeri di Jateng tahun 2019 mencapai Rp18,6 triliun atau minus 32% dibandingkan realisasi tahun 2018 sebanyak Rp27,4 triliun.

Kepala DPMPTSP Jateng Ratna Kawuri mengakui bahwa pemerintah agak terlena dengan banyaknya investasi asing yang masuk ke Jateng. Seperti diketahui, realisasi investasi asing di Jateng tercatat naik 28,7% pada tahun 2019 atau dari Rp31,7 triliun pada 2018 menjadi Rp40,8 triliun.

"Kita fokus ke investasi asing, memang agak terlena. Tetapi kami sekarang juga berupaya menaikkan investasi dalam negeri," kata Ratna di Semarang, Jumat (31/1/2020).

Salah satu sektor yang bakal digembangkan untuk mendorong kinerja investasi dalam negeri adalah usaha kecil mikro dan menengah (UMKM). UMKM menurutnya perlu terus dipacu pertumbuhannya karena porsi sektor ini dalam struktur perekonomian Jateng cukup signifikan.

"Ini menjadi upaya kami, untuk memotret yang Rp500 juta ke bawah," tegasnya.

Ratna mengatakan kendati terjadi penurunan dari sisi investasi dalam negeri, secara keseluruhan investasi di Jateng masih terus tumbuh. Secara share ke total investasi nasional, Jateng tetap bertahan di posisi ketiga di bawah Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan realisasi investasi Jateng mencapai pada 2019 mencapai Rp59,5 triliun atau naik tipis dibandingkan realisasi tahun 2018 yang sebesar Rp59,3 triliun. Kendati tumbuh tipis, kinerja investasi Jateng tetap berada di urutan ketiga setelah Jawa Barat yang mencapai Rp137,5 triliun dan DKI Jakarta yang mencapai Rp123,9 triliun.

Posisi ini jauh berbeda jika dibandingkan lima tahun lalu, pada tahun 2014 - 2016 misalnya share investasi Jateng ke realisasi investasi secara nasional selalu berada di bawah Jatim, Banten, bahkan Kalimantan Timur.

Ratna menerangkan bahwa tren positif kinerja investasi tersebut merupakan hasil dari sejumlah terobosan yang diakukan Pemprov Jateng untuk mendorong iklim investasi yang kondusif.

“Realisasi investasi Jateng tersebut melebihi target, sehingga share – nya terhadap nasional menempati urutan ke 3,” kata Ratna.

Ratna juga cukup optimis, daya saing dan kinerja investasi Jateng bakal terus terkerek naik. Apalagi, terobosan dan berbagai perbaikan juga terus dilakukan pemerintah baik pusat maupun daerah untuk menopang pertumbuhan investasi di Jateng.

Dalam catatan Bisnis, saat ini pemerintah tengah mengembangkan sejumlah kawasan strategis, terutama di sektor industri dan pariwisata, di Jawa Tengah. Di sektor industri, Jateng saat ini sudah ada tiga kawasan industri yang siap menampung investasi di sektor tersebut.

Ketiga kawasan industri ini di antaranya Kawasan Industri Kendal (KIK), Kawasan Industri Batang, dan Kawasan Industri Brebes. Satu di antara tiga kawasan tersebut bahkan telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) oleh pemerintah pusat.

Sedangkan di sektor pariwisata, Jateng juga telah memilii Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur. Pengembangan kawasan-kawasan tersebut juga diikuti dengan perbaikan sejumlah aspek mulai dari akses jalan raya, termasuk tol hingga pembangunan wilayah di sekitar kawasan yang digunakan untuk menopang aktivitas di berbagai kawasan strategis tersebut.

“Yang tak kalah penting adalah komitmen daerah, karena kondisi tersebut menjadi daya tarik investasi ke Jateng,” jelasnya,

Adapun jika dirinci, kinerja invetasi tersebut didorong oleh realisasi penanaman modal asing (PMA) yang mencapai US$2,7 miliar dengan jumlah proyek sebanyak 1.250. Sama halnya dengan share – nya secara nasional, posisi PMA Jateng menempati posisi ketiga di bawah Jabar dan DKI Jakarta.

Sedangkan total penanaman modal dalam negeri (PMDN), posisinya masih jauh di bawah provinsi - provinsi tetangga. Dengan realisasi investasi senilai Rp18,6 triliun dan 2.774 proyek realisasi PMDN di Jateng masih jauh di bawah DKI Jakarta, Jabar, dan Jawa Timur.


Jangan Lengah

Tren positif realisasi investasi ditopang oleh beberapa aspek yang mendorong minat investor untuk berinvestasi di Jawa Tengah. Namun demikian, pemerintah juga dituntut membenahi beberapa aspek untuk mendukung investasi berkelanjutan.

Ekonom Universitas Diponegoro Wahyu Widodo mengungkapkan tantangan terbesar Jateng saat ini tetap ada di sektor ketenagakerjaan, terkait dengan keluhan mayoritas pengusaha terhadap sistem pesangon yang ada dalam undang-undanh dan peraturan pemerintah tentang ketenagakerjaan.

"Yang kedua adalah persoalan regulasi daerah yang tidak sinkron dengan pusat, termasuk koordinasi antara pemerintah kabupaten/kota dengan provinsi," ungkapnya.

Di samping itu, tantangan selanjutnya adalah infrastruktur pendukung, konektivitas ke pelabuhan dan kapasitas pelabuhan sendiri untuk lalu lintas pendagangan baik nasional maupun internasional.

Wahyu kemudian menyinggung keberadaan Perpres 79/2019 yang dinilai menjadi keuntungan bagi provinsi Jawa Tengah, karena mendukung perencanaan pembangunan berbasis spasial. Setidaknya Perpres ini lebih mengkhususkan dan memberi penekanan lebih kepada Jateng.

Namun demikian, implementasinya tergantung dari kapasitas fiskal yang ada, karena sumber pendanaan tetap dari APBN, APBD, KPBU dan sumber lain. "Artinya, jika anggarannya adalah on top dari anggaran yang ada saat ini, ini akan sangat prospektif, tetapi jika bukan, artinya relalokasi dari pos lain dampaknya akan normal saja," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper