Bisnis.com, BANTUL – Pemkab Bantul, Yogyakarta, memberdayakan usaha kecil menengah (UKM) dan industri kecil menengah (IKM) yang terdampak pandemi virus corona jenis Covid-19 untuk memproduksi masker kain dan coverall atau alat pelindung diri (APD).
Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian Bantul Agus Sulistiyana mengemukakan pandemi ini sangat berdampak pada hampir semua sektor termasuk UMKM, koperasi, dan industri, sehingga omzet semua UKM dan IKM tertekan.
Dia menambahkan pandemi virus corona juga berdampak pada kelangkaan bahan baku, pembatalan pesanan, hingga penghentian produksi. Akibatnya, daya beli masyarakat turun, sehingga penjualan UKM dan IKM anjlok.
"Untuk mengatasi hal ini kami melaksanakan program pemberdayaan padat karya diversifikasi usaha pembuatan masker dan APD," tuturnya di Bantul pada Jumat (29/5/2020).
Menurut dia, dasar pertimbangan pelaksanaan ini adalah hadirnya pemda di tengah IKM, UKM, dan koperasi, serta kebutuhan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Bantul akan masker dan APD bagi masyarakat Kabupaten Bantul serta petugas medis.
"Kegiatan ini melibatkan 160 UKM dan IKM untuk menjahit masker dan coverall. Bahan baku pembuatan masker adalah 1.550 lembar batik yang dibeli dari 30 perajin batik di Bantul," lanjutnya.
Baca Juga
Dia menjelaskan produksi masker dan coverall tersebut diawasi oleh empat orang supervisor dari IKM batik dan IKM jahit di Bantul.
Menurut dia, program pembuatan masker dan APD untuk membantu pengendalian penularan virus corona di Bantul tersebut telah menghasilkan sekitar 75.000 masker dan 1.000 coverall untuk didistribusikan ke masyarakat dan tenaga medis.
"Pendistribusian bahan baku dan pengambilan hasil menggunakan jasa dari koperasi angkutan yang ada di Bantul, sehingga kegiatan ini diharapkan terjadi multiplier effect bagi IKM rajin batik, UKM penjahit, dan koperasi angkutan," kata Agus.