Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bantul Kehilangan PAD Hampir Rp100 Miliar Gara-gara Covid-19

Bantul kehilangan PAD miliaran rupiah akibat pandemi corona.
Pantai Parangtritis di Bantul, Yogyakarta. Pariwisata termasuk sektor yang terpukul akibat pandemi corona sehingga menekan PAD Bantul./Antara-Hendra Nurdiansyah
Pantai Parangtritis di Bantul, Yogyakarta. Pariwisata termasuk sektor yang terpukul akibat pandemi corona sehingga menekan PAD Bantul./Antara-Hendra Nurdiansyah

Bisnis.com, BANTUL – Tekanan perekonomian akibat pandemi Covid-19 benar-benar menghantam semua sektor dan daerah. Kabupaten Bantul di Daerah Istimewa Yogyakarta juga terkena imbasnya.

Menurut Pemkab Bantul, kabupaten tersebut  kehilangan pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp97 miliar karena berbagai sektor yang jadi sumber pendapatan tergoncang akibat pandemi wabah virus corona baru Covid-19.

Sekda Bantul Helmi Jamharis mengatakan keberlangsungan Pemkab Bantul sangat bergantung pada dana perimbangan baik dari pemerintah pusat maupun Pemerintah DIY, karena di tengah pandemi Covid-19 ini PAD jauh dari harapan.

“Akibat wabah Covid-19 ini, paling tidak dari hitungan di atas kertas kami kehilangan PAD sebesar Rp97 miliar, dari rencana Rp469,79 miliar menjadi Rp371,81 miliar," ujarnya pada Sabtu (30/5/2020).

Helmi tidak memerinci dari sektor mana saja yang kehilangan pendapatan, tetapi hal tersebut membuat kondisi keuangan daerah yang ada sampai dengan sekarang tidak mampu berlangsung hingga akhir tahun jika tidak mendapat dana perimbangan dari pusat maupun provinsi.

"Kondisi keuangan kita sampai dengan sekarang ini posisi kas daerah hanya ada sebesar Rp17miliar dan jika ditambah dengan deposito dan lain-lain yang jumlahnya Rp210 miliar, sementara kebutuhan rutin wajib tiap bulan rata-rata sebesar Rp50 miliar," ujarnya.

Dia mengutarakan kalau tidak ada pendapatan dari dana perimbangan yang berikutnya, 'nafas' operasional Pemkab bantul hanya 4 bulan lagi mengingat harus ada pembayaran untuk gaji pegawai, bayar listrik, dan lain-lain sekitar Rp50 miliar.

Oleh karena itu, Pemkab berharap dana alokasi umum (DAU) dari pemerintah pusat bisa dicairkan kembali setelah daerah melakukan refocusing anggaran pada belanja barang dan jasa, dan belanja modal, seperti yang diamanatkan dalam kesepakatan bersama antara Mendagri dan Menkeu.

Adapun refocusing anggaran oleh Pemkab Bantul untuk penanganan dampak Covid-19 telah menghasilkan dana belanja tak terduga sebesar Rp145,4 miliar. Dari dana itu Pemkab menetapkan anggaran yang dimanfaatkan untuk Covid-19 sebesar Rp140,3 miliar, sementara untuk belanja umum Rp5,1 miliar.

"Harapan kita DAU 100 persen bisa dicairkan kembali setelah kita melakukan refocusing, setiap transfer DAU itu sekitar Rp73 miliar, dikurangi Rp50 miliar untuk belanja wajib mengikat, masih ada sisa untuk menutup yang lain belanja pembangunan yang menjadi kebutuhan warga masyarakat," kata Helmi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper