Bisnis.com, SEMARANG — Kalangan pengusaha briket arang kelapa mengalami kelangkaan bahan baku.
Ketua Himpunan Pengusaha Briket Arang Kelapa Indonesia (Hipbaki) Basuki mengatakan bahwa kelangkaan bahan baku briket menjadi hambatan yang sangat utama. Pasalnya, kelapa butir yang masih utuh diekspor secara berlebihan.
"Ekspor kelapa utuh menyebabkan tempurung kelapa langka, akhirnya produksi briket tidak bisa berjalan sesuai dengan permintaan pembeli," katanya, Sabtu (28/11/2020).
Menurut Basuki, dengan tidak beroperasinya perusahaan untuk memproduksi briket, secara otomatis tenaga kerja mengalami penurunan pendapatan, bahkan cendurung dirumahkan sehingga berdampak terhadap pengangguran.
Selain itu lanjutnya, pengiriman produk briket arang kelapa untuk ekspor sangat terkendala."Pihak shipping tidak mau mengangkut produksi tersebut sehingga terdapat penumpukan produk briket di pergudangan pabrik masing-masing sehingga berakibat perputaran uang sangat sulit," tambahnya.
Dia menjelaskan bahwa Hipbaki secara keseluruhan dapat memperkirakan produksi briket arang kelapa di Indonesia kurang lebih sebesar 30.000 ton per bulan sehingga devisa negara yang dihasilkan sebesar Rp6,8 triliun per tahun.
Baca Juga
"Seiring dengan perkembangan, Hipbaki diharapkan dapat mengajak sekitar 150 perusahaan briket arang kelapa di Indonesia dengan skala kecil, menengah, dan besar untuk bergabung menjadi anggota Hipbaki," katanya. (k28)