Bisnis.com, MAGELANG – Longsor susulan diperkirakan masih akan terjadi di lereng Gunung Sumbing. Pada Selasa lalu (26/1/2021), bencana longsor terjadi di Dusun Prampelan, Desa Adipuro, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang. 17 orang warga kini mengungsi akibat terdampak bencana ini. Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Bisnis, sebanyak 2 rumah rusak berat sementara 4 warga mengalami luka-luka akibat longsor.
Bencana tanah longsor tersebut terjadi pada Selasa sore (26/1/2021). Keempat korban telah dirawat beberapa layanan kesehatan di wilayah tersebut. Sebagian dirawat di Puskesmas Kaliangkrik, sementara satu orang korban dibawa ke Poliklinik Desa Adipuro.
Longsor susulan diperkirakan masih akan terus terjadi. Mengingat masih tingginya curah hujan serta kondisi geografis di wilayah tersebut. “Tadi sempat ada longsor susulan, tapi intensitas kecil. Masih aman,” ungkap Waluyo, Kepala Desa Adipuro dalam keterangan tertulis.
Tinggi tebing yang longsor diperkirakan mencapai 50 meter. Untuk mencegah terjadinya korban lain, Pemerintah Kabupaten Magelang bersama tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta relawan TNI, Polri, dan Pemadam Kebakaran telah memasang batas peringatan agar warga tidak mendekati wilayah tersebut.
Plt. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaannya. Pasalnya, memasuki musim penghujan, berbagai bencana hidrometeorologi jadi rawan terjadi. “Seperti kita ketahui, bahwa Kabupaten Magelang ini rawan terjadi bencana tanah longsor. Terutama masyarakat yang tinggal di perbukitan dan di lereng gunung,” jelasnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Semarang telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di Jawa Tengah. Peringatan tersebut berlaku pada 27 – 28 Januari 2021. Kepala BMKG Ahmad Yani Semarang, Sutikno, mengungkapkan bahwa peringatan tersebut dikeluarkan mengingat adanya sirkulasi siklonik di selatan Indonesia. Fenomena tersebut memicu terbentuknya belokan angin dan pertemuan angin di wilayah Jawa Tengah.
“Kondisi tersebut didukung dengan massa udara yang labil serta kelembapan udara yang cukup tinggi dari lapisan bawah hingga lapisan atas. Sehingga mendukung proses pembentukan awan hujan di Jawa Tengah,” jelas Sutikno dalam keterangan tertuls. Potensi cuaca ekstrem tersebut akan menyebabkan peningkatan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai dengan kilat dan petir serta angin kencang di beberapa wilayah.