Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPKM Darurat, Biaya Operasional Sopir Truk Membengkak

Salah satu jalur yang ditutup adalah jalur pantura. Kondisi ini pun membuat sopir truk mau tak mau harus melewati tol untuk mendistribusikan muatannya.
Petugas melakukan penyekatan di perbatasan Jateng-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Tempel, Sleman, DIY, Senin ( 5/7/2021). Petugas gabungan Polda DIY dan Dishub membatasi mobilitas masyarakat dengan penyekatan di pintu masuk DIY selama penerapan PPKM Darurat Jawa-Bali untuk menekan penyebaran Covid-19./Antara
Petugas melakukan penyekatan di perbatasan Jateng-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Tempel, Sleman, DIY, Senin ( 5/7/2021). Petugas gabungan Polda DIY dan Dishub membatasi mobilitas masyarakat dengan penyekatan di pintu masuk DIY selama penerapan PPKM Darurat Jawa-Bali untuk menekan penyebaran Covid-19./Antara

Bisnis.com, SEMARANG – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat memberi dampak bagi seluruh pelaku usaha. Tak terkecuali sopir truk.

Para sopir truk mengaku biaya operasional mereka membengkak sejak PPKM Darurat diterapkan. Situasi itu tak ain karena adanya penutupan di sejumlah jalur alternatif biasa dilewati, hingga para sopir truk harus melintasi jalur tol.

Wakil Ketua Bidang Angkutan Distribusi dan Logistisk DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Agus Pratikno, membenarkan adanya pengalihan arus di sejumlah jalur alternatif selama PPKM Darurat.

Salah satu jalur yang ditutup adalah jalur pantura. Kondisi ini pun membuat sopir truk mau tak mau harus melewati tol untuk mendistribusikan muatannya.

 “Otomatis kan harus tambah biaya operasional. Mereka harus bayar tol untuk mengirim muatan. Padahal biaya tol cukup mahal. Apalagi ada beberapa ruas tol yang mengalami kenaikan per 1 Juli, seperti Tol Semarang-Solo,” ujar Agus kepada Semarangpos.com, Senin (5/7/2021).

Dengan kondisi itu, Agus pun meminta pemerintah mau memberikan keringanan kepada para sopir truk, berupa diskon tarif atau biaya masuk tol.

“Toh, kami ini kan pengusaha sektor kritikal yang bergerak di bidang logistik dan distribusi. Bahkan ada beberapa sopir kami yang membawa muatan alat-alat kesehatan untuk penanganan Covid-19,” imbuhnya.

Agus mengaku tuntutannya tidak terlalu muluk. Dia hanya meminta pemerintah memberikan diskon tarif tol selama PPKM Darurat diberlakukan.

“Nanti setelah PPKM Darurat, silakan biayanya dikembalikan seperti semula. Tapi, selama PPKM Darurat diberlakukan [diskon] dan ada jalur-jalur alternatif yang ditutup ya kami minta keringanan,” ujar Agus.

Dia mengaku sudah berkomunikasi dengan Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait tuntutan tersebut. Meski demikian, hingga kini belum ada tindak lanjut dari Kemenhub.

“Harapan kami setelah ini tuntutan kami bisa diakomodasi. Karena ini situasinya darurat. Banyak sopir truk yang mengeluh enggak bisa melintas di jalur pantura karena ditutup. Mereka harus lewat tol yang menyebabkan biaya operasional membengkak,” tutur Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Sumber : Solopos
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper