Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kaya Potensi Perikanan, Pati Incar Pembenihan Nila Salin

Selain memenuhi kebutuhan petambak lokal, pembenihan nila salin juga memiliki potensi pasar yang cukup luas.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, SEMARANG – Pemerintah Kabupaten Pati terus memoles potensi perikanan yang dimiliki. Dalam gelaran Central Java Investment and Business Forum (CJIBF) 2020 lalu, Pati menawarkan proyek pengembangan sentra industri pengolahan ikan di Pelabuhan Juwana. Kini, Pati mulai mengincar sektor budi daya.

“Kita ini lahannya memang luas, sementara ini benih [nila salin] dari Pati itu diambil dari luar daerah. Kita hanya mencukupi sekitar 20 persen [dari total kebutuhan bibit], maka kita tawarkan ke investor supaya tidak perlu lagi beli ke luar daerah,” jelas Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati Edy Martanto, Kamis (11/11/2021).

Kepada Bisnis, Edy menjelaskan bahwa ada risiko yang mesti dipertimbangkan petambak ketika membeli bibit nila salin dari luar daerah. “Karena dikirim dari luar daerah, perjalanannya jadi jauh, nanti pengirimannya ada risiko [bibit nila salin] yang mati banyak,” jelasnya.

Ikan nila sendiri biasa dibudidaya oleh petambak-petambak air tawar. Namun, dengan pengembangan nila salin, petambak di air payau bisa ikut membudidayakan jenis ikan konsumsi tersebut. “Apalagi sekarang dari Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah menetapkan Pati sebagai Kampung Nila Salin, otomatis akan semakin eksis lagi pembudidayaan ikan jenis ini,” jelas Edy.

Berdasarkan catatan DKP Kabupaten Pati, wilayah tersebut memiliki kampung tambak dengan luas 10.406 hektare. Petambak nila salin sendiri telah menjamur di 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Tayu dengan luas tambak 818,53 hektare, Kecamatan Dukuhseti dengan 32 hektare, juga Kecamatan Margoyoso dengan luas tambak nila salin mencapai 28 hektare.

Kementerian Kelautan dan Perikanan sendiri menargetkan luasan tambak nila salin di Kabupaten Pati hingga 1.500 hektare. Untuk mewujudkan target tersebut, diperlukan peningkatan kapasitas pembibitan.

Bupati Pati Haryanto menyebut bahwa potensi tersebut akan sangat menguntungkan bagi investor baik dari dalam ataupun luar negeri. “Ini pendapatan yang kita peroleh cukup besar, karena paling tidak kalau itu dihitung dari nilai angka yang ada, itu setiap tahun investor bisa memenuhi keuntungan paling tidak Rp5-6 miliar, dengan [kebutuhan] benih yang ada itu,” jelasnya saat mengisi Talkshow CJIBF 2021 di Hotel Tentrem Semarang, Rabu (10/11/2021) kemarin.

Pengembangan sentra pembenihan nila salin sendiri bakal diarahkan di 3 kecamatan. Yaitu Kecamatan Tlogowungu, Kayen, dan Sukolilo. Nilai investasi yang ditawarkan mencapai Rp12,42 miliar dengan payback period selaa 2,08 tahun.

Bupati mengklaim bahwa proyek tersebut akan sangat prospektif bagi para investor. Pasalnya, sektor perikanan dinilai lebih aman dan stabil, bahkan di masa pandemi Covid-19.

“Karena ini kebutuhan dan ini adalah investasi yang tahan Covid-19. Kalau yang manufaktur, garmen, dan lain-lain kan masih ada dampak. [Perikanan] tidak, justru kita menopang perekonomian,” jelas Haryanto.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper