Bisnis.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo geram dengan kasus kelangkaan minyak goreng di pasaran.
Pasalnya, kasus yang sudah lama menjadi keprihatinan masyarakat itu tak kunjung diselesaikan dengan baik.
Kejengkelan Ganjar semakin memuncak saat melakukan sidak di dua perusahaan penyalur minyak goreng di Jateng.
Sebab, satu dari dua perusahaan ditemukan batal menyalurkan minyak goreng di Jawa Tengah dengan alasan stok kosong.
"Jadi mau diisi kapan? orang Jawa bilang mulutnya yang dipegang, Bapak mungkin tidak pernah diamuk, kita diamuk setiap hari," kata Ganjar kepada petugas PT Pelindo Energi Logistik yang bertanggung jawab menyalurkan barang.
"Ini saya kenapa ngecek langsung karena kebangetan pak, lho data pertama 3000 ton akan dikirim, tapi sampai sekarang belum ada," jelasnya.
Baca Juga
Karena petugas tersebut tak mampu menjelaskan alasan dibalik kosongnya barang, Ganjar lalu meminta informasi siapa yang bertanggung jawab atas distribusi minyak goreng tersebut.
Hal itu perlu ditindaklanjuti karena Ganjar tidak ingin hanya dianggap memberi harapan palsu kepada masyarakatnya.
"Dan di republik ini makin hari makin jarang orang bertanggung jawab. Kalau kemudian kita harus bicara, saya tak sowan ke Dirut atau menteri BUMN. Republik ini sangat kebangetan ngurusi minyak goreng ini. Malu pak," kata Ganjar.
"Dan saya ingin bantu pak bukan ingin mempermalukan, apa yang bisa kita lakukan, karena kebijakan ini dari Jakarta dan daerah tidak bisa berbuat apa-apa dan rakyatnya menjerit jadi apa yang bisa dilakukan," tambahnya.
Sebagai informasi, harga minyak goreng curah di pasaran, khususnya Jawa Tengah diketahui masih tinggi atau diangka Rp20.000-Rp22.000 per kilogram.
Oleh karena itu, Ganjar menyebut bahwa harga minyak goreng curah yang dikabarkan berada di angka Rp14.000 per kilogram dipastikan hoak atau tidak benar.