Bisnis.com, SEMARANG — Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) atau Grand Batang City memastikan investor yang masuk ke lokasi tersebut bakal mendapat banyak kemudahan. Hal tersebut menunjukkan besarnya dukungan pemerintah, baik pusat hingga daerah, untuk mempromosikan kawasan industri anyar itu.
Salah satu bentuk dukungannya adalah dengan memberikan kemudahan perizinan bagi para calon investor. "Sebagai pengelola kawasan, kami KITB, menjamin proses perizinan di kawasan ini zero cost," jelas Direktur Utama PT KITB Galih Saksono, Rabu (24/8/2022).
Tak cuma kemudahan perizinan, Galih juga menyebut para investor yang masuk ke KITB akan mendapatkan grace period selama lima tahun dari pembayaran down payment. Harapannya, fasilitas itu bisa meringankan pengeluaran modal atau capital expenditure yang mesti ditanggung investor.
"Di kawasan kami, investor cukup membayar DP 20-30 persen kemudian pelunasannya pada tahun keenam. Sehingga itu membantu cashflow investor untuk bisa membangun dan beroperasi dengan baik, jadi capex-nya bisa ditekan dengan baik," jelas Galih dalam diskusi yang digelar daring oleh Solopos, Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI).
Adapun Galih menambahkan bahwa pada fase pertama di lahan seluas 450 hektare potensi investasi yang masuk mencapai Rp150 triliun atau sekitar US$10 miliar. Lahan fase pertama yang mulanya diperkirakan baru akan habis pada tahun kelima kini sudah laris manis. Sebagian besar investor dilaporkan berasal dari luar negeri. "Hampir semua industri yang masuk ke KITB ini berorientasi ekspor," tambahnya.
KITB sendiri memang punya keunggulan karena lokasinya yang tersambung langsung dengan jalur Tol Trans Jawa. Tak cuma itu, kawasan yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) itu juga terkoneksi dengan jalur Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa. Aksesibilitas moda transportasi laut dan udara juga didukung dengan adanya pelabuhan Tanjung Emas dan Bandara Jenderal Ahmad Yani di Kota Semarang.
Galih mengungkapkan, pada 2024 nanti, serapan tenaga kerja di KITB bisa mencapai 20.000 orang. Banyaknya serapan tenaga kerja itu diantisipasi dengan dibangunnya 10 unit rumah susun di tengah kawasan. Lengkap dengan fasilitas pendidikan seperti Sekolah Menengah Kejuruan hingga Balai Pelatihan Kerja.
"Saat ini kami juga sudah menyiapkan anjungan siap kerja yang awal Agustus kemarin diresmikan oleh Ibu Menteri Ketenagakerjaan," tambahnya.