Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Modal Sosial Jadi Bekal Kota Semarang Hadapi Ancaman Resesi

Kohesi sosial itu disebut bakal kembali menyelamatkan Kota Semarang dari ancaman resesi dan krisis global yang membayangi tahun 2023 mendatang.
Rukiyanto (kiri), Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang, saat memaparkan materi dalam diskusi Outlook Ekonomi 2023 yang digelar Bappeda Kota Semarang pada Selasa (13/12/2022). /Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.
Rukiyanto (kiri), Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang, saat memaparkan materi dalam diskusi Outlook Ekonomi 2023 yang digelar Bappeda Kota Semarang pada Selasa (13/12/2022). /Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.

Bisnis.com, SEMARANG - Akhmad Syakir Kurnia, Ekonom Universitas Diponegoro (Undip) menyebut Kota Semarang punya modal kuat buat menghadapi ancaman resesi di tahun 2023 mendatang.

"Yang namanya modal itu bukan hanya modal fisik. Dalam diri kita ini ada modal Sumber Daya Manusia (SDM) dan modal sosial," jelasnya dalam Diskusi Outlook Ekonomi 2023 yang digelar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang pada Selasa (13/12/2022).

Syakir menjelaskan bahwa modal sosial yang dimiliki Kota Semarang itu didapat dari pengalaman ketika menghadapi pandemi Covid-19. Kohesi sosial itu disebut bakal kembali menyelamatkan Kota Semarang dari ancaman resesi dan krisis global yang membayangi tahun 2023 mendatang.

Lebih lanjut, untuk memperkuat modal sosial itu, Syakir mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Semarang perlu berkolaborasi dengan banyak pihak. Tak cuma antar instansi dan lembaga pemerintahan, tapi juga dengan pengusaha, bahkan dengan daerah lain di sekitarnya.

"Kita mungkin berbangga hari ini melaju paling cepat, tak terkejar. Tapi dalam jangka panjang, ini tidak baik," jelas Syakir.

Kolaborasi antar daerah itu tak cuma mendorong modal sosial Kota Semarang dan sekitarnya. Syakir juga menyebut bahwa sinergi itu bakal ikut berdampak positif bagi perekonomian Jawa Tengah yang hingga kini masih terjadi ketimpangan di beberapa daerah.

Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kota Semarang, Arnaz Agung Andrarasmara, mengamini semangat kolaborasi itu. "Selain kolaborasi, saya juga menginginkan baik dari perbankan, government will, juga harus ada strategic agility. Semuanya harus lincah supaya bisa dipadukan," katanya.

Sebagai pengusaha, Arnaz juga mengaku tak terlalu ambil pusing soal ancaman resesi di tahun mendatang. Pasalnya, Kota Semarang masih punya sejumlah peluang untuk keluar dari ancaman tersebut.

"Kalau kita ingin lepas dari yang namanya resesi ini, kita harus punya act to going out of the past. Keluar dari pemikiran lama yang masih kita lakukan," jelas Arnaz.

Pemerintah Kota Semarang sendiri sudah menyusun strategi 4K untuk menanggulangi inflasi di pengujung tahun ini. Strategi itu terdiri dari keamanan daya beli masyarakat, keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi, juga komunikasi efektif untuk mengelola ekspektasi inflasi masyarakat.

Adapun Bappeda Kota Semarang sudah mempunyai tiga skenario untuk pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 ini. Berdasarkan skenario paling optimis yang dihitung Bappeda Kota Semarang, angka pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 7,50 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper